Yasin Hukum Membacanya dengan Mad

Pendahuluan

Salam Pembaca Pakguru.co.id,

Terima kasih telah mengunjungi situs kami. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai yasin dan hukum membacanya dengan mad. Yasin merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki banyak keutamaan dan keberkahan. Banyak umat Muslim yang mengamalkannya sebagai ibadah rutin dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa di dalam membaca yasin terdapat hukum membacanya dengan mad? Mari kita simak penjelasannya secara detail.

Pengkhususan dalam membaca surat Yasin dengan mad merupakan suatu ketentuan yang diatur dalam ilmu tajwid. Tajwid merupakan ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan benar dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Dalam ilmu tajwid, terdapat beberapa hukum-hukum yang mengatur cara membaca setiap huruf dalam Al-Qur’an, termasuk surat Yasin.

Sebelum membahas hukum membacanya dengan mad, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan mad. Mad adalah pemanjangan suara pada huruf-huruf tertentu dalam Al-Qur’an. Pemanjangan suara ini dapat terjadi pada huruf-huruf yang memiliki tanda tertentu, seperti alif mad (ٱ), wau mad (وَ) dan ya mad (يَ). Dalam surat Yasin, terdapat beberapa huruf yang memenuhi syarat pemanjangan suara ini.

1. Mad Thabi’i

Mad thabi’i terdapat pada huruf alif (ا) yang bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Contoh kata yang menggunakan mad thabi’i adalah kata “wailul li kulli humazatin lumazah” pada ayat pertama surat Yasin.

2. Mad Lazim

Mad lazim terdapat pada huruf wau (و) yang bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Contoh kata yang menggunakan mad lazim adalah kata “wawaritsa-roe” pada ayat keenam belas surat Yasin.

3. Mad Wajib Muttasil

Mad wajib muttasil terdapat pada huruf ya (ي) yang bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Contoh kata yang menggunakan mad wajib muttasil adalah kata “yusaroon” pada ayat kedua puluh surat Yasin.

4. Mad Jaiz Muttasil

Mad jaiz muttasil terdapat pada huruf alif (ا) atau ya (ي) yang bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Contoh kata yang menggunakan mad jaiz muttasil adalah kata “mada-oon” pada ayat kedua puluh satu surat Yasin.

5. Mad Munfasil

Mad munfasil terdapat pada huruf wau (و) yang bertemu dengan huruf lam (ل), sin (س), syin (ش), atau ya (ي) pada akhir kalimat, lalu diikuti oleh huruf alif (ا) dalam surat Yasin. Contoh kata yang menggunakan mad munfasil adalah kata “mawaddatan” pada ayat kedua puluh lima surat Yasin.

6. Mad Badal

Mad badal terdapat pada huruf wau (و) atau ya (ي) yang bertemu dengan huruf alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), atau ya (ي) dalam surat Yasin. Contoh kata yang menggunakan mad badal adalah kata “wayas-aloonaka” pada ayat ketiga puluh s surat Yasin.

Hukum Membaca Yasin dengan Mad

Dalam membaca surat Yasin, terdapat beberapa hukum membacanya dengan mad yang harus diperhatikan. Hukum-hukum ini berkaitan dengan cara membaca huruf-huruf yang memenuhi syarat pemanjangan suara tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai hukum-hukum tersebut:

1. Hukum Mad Thabi’I

Mad thabi’i terjadi ketika huruf alif (ا) bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Ketika huruf alif (ا) bertemu dengan salah satu huruf tersebut, maka huruf alif (ا) tersebut dibaca dengan pemanjangan suara yang panjang. Contoh bacaan huruf alif (ا) dengan mad thabi’i adalah pada kata “alif lam ra” pada ayat kedua surat Yasin.

2. Hukum Mad Lazim

Mad lazim terjadi ketika huruf wau (و) bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Ketika huruf wau (و) bertemu dengan salah satu huruf tersebut, maka huruf wau (و) tersebut dibaca dengan pemanjangan suara yang panjang. Contoh bacaan huruf wau (و) dengan mad lazim adalah pada kata “faw-idh” pada ayat ketujuh belas surat Yasin.

3. Hukum Mad Wajib Muttasil

Mad wajib muttasil terjadi ketika huruf ya (ي) bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Ketika huruf ya (ي) bertemu dengan salah satu huruf tersebut, maka huruf ya (ي) tersebut dibaca dengan pemanjangan suara yang panjang. Contoh bacaan huruf ya (ي) dengan mad wajib muttasil adalah pada kata “yusaroon” pada ayat kedua puluh surat Yasin.

4. Hukum Mad Jaiz Muttasil

Mad jaiz muttasil terjadi ketika huruf alif (ا) atau ya (ي) bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah yang terdapat dalam surat Yasin, yaitu alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), dan ya (ي). Ketika huruf alif (ا) atau ya (ي) bertemu dengan salah satu huruf tersebut, maka huruf alif (ا) atau ya (ي) tersebut dapat dibaca dengan pemanjangan suara yang panjang. Contoh bacaan huruf alif (ا) atau ya (ي) dengan mad jaiz muttasil adalah pada kata “mada-oon” pada ayat kedua puluh satu surat Yasin.

5. Hukum Mad Munfasil

Mad munfasil terjadi ketika huruf wau (و) bertemu dengan huruf lam (ل), sin (س), syin (ش), atau ya (ي) pada akhir kalimat, lalu diikuti oleh huruf alif (ا) dalam surat Yasin. Ketika huruf wau (و) bertemu dengan huruf tersebut, maka huruf wau (و) tersebut dibaca dengan pemanjangan suara yang panjang. Contoh bacaan huruf wau (و) dengan mad munfasil adalah pada kata “mawaddatan” pada ayat kedua puluh lima surat Yasin.

6. Hukum Mad Badal

Mad badal terjadi ketika huruf wau (و) atau ya (ي) bertemu dengan huruf alif (ا), lam (ل), ra (ر), sin (س), syin (ش), atau ya (ي) dalam surat Yasin. Ketika huruf wau (و) atau ya (ي) bertemu dengan huruf tersebut, maka huruf wau (و) atau ya (ي) tersebut dapat dibaca dengan pemanjangan suara yang panjang. Contoh bacaan huruf wau (و) atau ya (ي) dengan mad badal adalah pada kata “wayas-aloonaka” pada ayat ketiga puluh s surat Yasin.

Kesimpulan

Setelah mengetahui hukum membacanya dengan mad pada surat Yasin, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Membaca yasin dengan memperhatikan hukum membacanya dengan mad merupakan bentuk penghormatan terhadap Al-Qur’an.

2. Dengan membaca yasin dengan mad, kita dapat mewujudkan bacaan yang benar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Menerapkan hukum membaca yasin dengan mad juga dapat membantu meningkatkan kualitas tilawah Al-Qur’an secara keseluruhan.

4. Sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk selalu meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap Al-Qur’an, termasuk dalam membaca yasin dengan mad.

5. Dengan membaca yasin dengan mad, kita dapat merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hati.

6. Membaca yasin dengan mad juga dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

7. Mari kita biasakan diri untuk membaca yasin dengan mad dalam setiap kesempatan agar kita selalu mendapatkan berkah dan keberkahan dari Al-Qur’an.

Kata Penutup

Terimakasih sudah membaca artikel “Yasin Hukum Membacanya dengan Mad” di situs pakguru.co.id. Semoga penjelasan mengenai hukum membaca Yasin dengan mad ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam bagi kita semua. Mari terus meningkatkan kualitas ibadah dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Sampai jumpa di artikel kami berikutnya!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *