Mazhab Persis: Gerakan Islam Modern di Indonesia

Maaf, saya hanya bisa menulis dalam bahasa Inggris. Apakah ada yang bisa saya bantu?

Pengertian Mazhab Persis


mazhab persis indonesia

Mazhab Persis adalah salah satu gerakan keagamaan Islam yang muncul di Indonesia pada awal abad ke-20. Gerakan ini dikenal sebagai aliran Islam yang bersifat konservatif yang menekankan pada kebenaran ajaran Islam secara murni dan tanpa adanya pengaruh asing atau unsur-unsur tradisi yang sudah berbeda dengan ajaran Quran dan Sunnah.

Mazhab Persis memiliki visi untuk memulihkan ajaran Islam dan melepaskan diri dari bentuk-bentuk Islam yang dinilai mengandung unsur bid’ah, syirik, dan khurafat. Mazhab Persis menolak modernitas yang dinilai memberi pengaruh buruk terhadap umat Islam dalam menjalankan ajaran agama tersebut.

Mazhab Persis dipimpin oleh seorang tokoh besar bernama KH. Ahmad Dahlan. Ia adalah pendiri Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia. Muhammadiyah bergerak dalam berbagai bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan dengan mengacu kepada prinsip-prinsip ajaran Islam yang murni.

Mazhab Persis memiliki beberapa prinsip ajaran atau doktrin yang menjadi pedoman dalam beribadah dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip ajaran tersebut antara lain adalah mengutamakan tauhid sebagai dasar seluruh ajaran Islam, menolak takhayul dan bid’ah, mengembalikan Islam ke dalam bentuk yang murni, menghindari maksiat dan sesuatu yang dilarang oleh agama, serta berusaha memperbaiki kualitas diri dan ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Meski Mazhab Persis memiliki prinsip ajaran yang cukup konservatif, gerakan ini bukan berarti menutup diri dan menolak perkembangan zaman yang ada. Namun, gerakan ini mengambil sikap selektif dan kritis dalam menghadapi setiap perubahan zaman agar tetap sesuai dengan ajaran Islam yang tertuang dalam Quran dan hadis.

Ciri-ciri Mazhab Persis

Ciri-ciri Mazhab Persis

Mazhab Persis merupakan salah satu dari sekian banyak mazhab yang ada di Indonesia. Mazhab ini memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari mazhab-mazhab lainnya. Berikut adalah ciri-ciri Mazhab Persis.

1. Mengutamakan Akhlak

Mazhab Persis mengutamakan akhlak yang baik sebagai bagian penting dalam menjalankan ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa akhlak yang baik dapat mempererat hubungan antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesama.

Salah satu ajaran akhlak yang ditekankan oleh mazhab ini adalah sabar. Mazhab Persis mengajarkan bahwa kesabaran merupakan salah satu ciri orang yang kuat dan berkarakter. Selain itu, mereka juga mengajarkan untuk selalu memaafkan dan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.

2. Menolak Bid’ah

Mazhab Persis menolak adanya bid’ah dalam beragama. Mereka menganggap bahwa Islam sudah sempurna dan tidak ada lagi tambahan atau pengurangan ajaran dari Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, segala bentuk inovasi dalam beragama yang tidak sesuai dengan Kitab Suci, Sunah, dan Ijma’ para ulama, dianggap sebagai bid’ah dan harus dihindari.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa Mazhab Persis menutup diri dari perkembangan zaman dan teknologi. Mereka tetap menyadari bahwa zaman terus berubah dan berkembang, namun hal-hal baru yang diperkenalkan harus tetap sesuai dengan ajaran Islam yang sudah ditentukan.

3. Tidak Bergantung pada Tradisi yang tidak Berdasarkan Kitab Suci

Mazhab Persis menolak apabila suatu tradisi tidak memiliki landasan yang jelas dari Kitab Suci atau Sunah Nabi. Mereka cenderung menolak apabila tradisi tersebut kemudian menjadi budaya atau amalan rutin yang dilakukan tanpa alasan yang jelas.

Namun, jika suatu tradisi memiliki landasan dari Kitab Suci atau Sunah Nabi yang jelas dan selaras dengan ajaran Islam, maka Mazhab Persis tetap mengakui dan mengamalkannya. Mereka cenderung lebih selektif dalam menentukan tradisi yang akan diikutinya.

4. Berpegang Teguh pada Prinsip-prinsip Ajaran Islam yang Murni

Mazhab Persis berpegang teguh pada prinsip-prinsip ajaran Islam yang murni. Mereka menganggap bahwa ajaran Islam harus diambil dari Kitab Suci, Sunah Nabi, dan Ijma’ para ulama. Mereka tidak percaya pada ajaran yang tidak memiliki dasar yang jelas dalam ajaran Islam.

Salah satu prinsip ajaran Islam yang murni yang ditekankan oleh Mazhab Persis adalah keadilan. Mereka menganggap bahwa keadilan harus ditegakkan untuk semua orang tanpa pandang bulu. Selain itu, mereka juga mengajarkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan antara umat Islam, menghindari konflik dan perpecahan.

Ciri-ciri Mazhab Persis

Dalam prakteknya, Mazhab Persis sering dikenal sebagai mazhab yang gaya hidupnya sangat sederhana. Mazhab ini cenderung menghindari segala bentuk kemewahan dan berlebihan dalam hidup. Mereka juga sering melakukan kegiatan sosial dan memiliki banyak program pembinaan masyarakat untuk menolong saudara-saudara muslim yang membutuhkan.

Semua ciri-ciri ini membuat Mazhab Persis menjadi salah satu mazhab yang unik dan menarik untuk dipelajari. Dengan mengenal ciri-ciri mazhab ini, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan kita tentang keragaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.

Sejarah Mazhab Persis

Mazhab Persis

Mazhab Persis merupakan suatu gerakan Islam yang bermula dari pergerakan dakwah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Hasan di Surabaya pada tahun 1913. Tidak puas dengan ajaran Islam yang dianutnya saat itu, KH. Ahmad bersama sejumlah tokoh lainnya memulai pergerakan dakwah dan mengajak umat Islam untuk kembali kepada Al-Quran dan hadis nabi dengan cara yang benar dan sesuai dengan pemahaman salafus shalih.

KH. Ahmad Hasan yang dikenal sebagai pendiri Mazhab Persis, mengharapkan terbentuknya suatu mazhab atau aliran baru yang mengajarkan ajaran Islam murni kepada umat Islam. Secara umum, Mazhab Persis menekankan pentingnya pengamalan Al-Quran dan hadis nabi dalam kehidupan sehari-hari dan menolak tegas ajaran-ajaran Islam yang dipengaruhi oleh tradisi masyarakat atau budaya setempat.

Perkembangan Mazhab Persis di Indonesia

Logo Mazhab Persis

Setelah muncul di Surabaya, Mazhab Persis kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatera. Pada tahun 1923, organisasi Persatuan Islam (Persis) resmi didirikan dan mazhab ini semakin dikenal di kancah nasional.

Organisasi Persis sendiri lahir dari semangat anggota muda yang merasa perlu menyatukan para aktivis, generasi muda muslim, agar mereka dapat bergerak bersama-sama untuk memperbaiki ajaran Islam dan menciptakan penghayatan Islam yang benar. Persis memiliki tujuan yang meliputi meningkatkan mutu kehidupan umat Islam dengan mendidik umatnya agar memiliki kemampuan dan wawasan yang berkualitas, juga mempercepat terbentuknya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan syariat Islam yang murni dan benar.

Filosofi Mazhab Persis

Angka 5 dalam Mazhab Persis

Mazhab Persis memiliki filosofi angka lima yang sering disebut sebagai “kaki lima” Mazhab Persis. Konsep ini mewakili dasar-dasar Mazhab Persis yang meliputi Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-Quran, Hadis, dan akal manusia.

Allah SWT sebagai sumber ajaran Islam adalah pokok bahasan utama Mazhab Persis. Sementara itu, Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat Islam dianggap sebagai sosok yang harus dijadikan teladan dalam menjalankan ajaran Islam.

Al-Quran dan Hadis dijadikan sebagai sumber ajaran Islam yang utama dan seharusnya dipahami secara benar dan bertanggung jawab. Sedangkan akal manusia digunakan sebagai sarana untuk memahami dan mengejawantahkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan konteks masyarakat yang ada.

Dalam Mazhab Persis, kesatuan umat Islam menjadi sangat penting karena dianggap mampu memperkuat nilai-nilai Islam yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.

Karakteristik Mazhab Persis

Pondok Pesantren Persis

Salah satu karakteristik Mazhab Persis adalah kecenderungan di dalamnya yang menekankan pentingnya pendidikan agama yang berkualitas dan mendalam melalui pendekatan yang inklusif dan terbuka terhadap kemajuan teknologi modern.

Mazhab Persis juga memiliki keutamaan dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan generasi muda muslim dalam menempatkan dirinya di tengah masyarakat yang serba modern. Di sinilah, penguasaan teknologi pengkajian agama secara terintegrasi, diolah dalam pendidikan pondok, menjadi penting untuk dikuasai.

Mazhab Persis memang menolak keras hubungan antara kekuasaan politik dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, komitmen Mazhab Persis sangat kuat dalam mendukung ajaran Islam yang bertaqwa dan menjauhi politisasi Agama. Hal ini tercermin dalam tidak terbentuknya partai politik atau ormas simbolis seperti Laskar Jihad, FPI dan sebagainya.

Pondok Pesantren Persis sendiri dianggap sebagai suatu wadah bagi para santri untuk memperdalam pemahaman agama dan ketrampilan kehidupan berbagai bidang. Pendidikan pesantren Persis sangat terkenal di kalangan umat Islam di Indonesia dan diakui keberadaannya oleh pemerintah sebagai suatu lembaga yang memberikan pencerahan kepada umat Islam.

Kesimpulan

Mazhab Persis memang tumbuh dan berkembang dari gerakan dakwah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Hasan pada awal abad ke-20 di Surabaya. Gerakan ini kemudian menyebar ke seluruh Indonesia dan pada tahun 1923 organisasi Persatuan Islam (Persis) didirikan. Mazhab Persis menekankan pentingnya pengamalan Al-Quran dan Hadis Nabi dalam kehidupan sehari-hari, serta menolak hal-hal yang dianggap terpengaruh oleh tradisi masyarakat atau budaya setempat.

Mazhab Persis juga memiliki filosofi angka lima yang meliputi Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-Quran, Hadis, dan akal manusia. Pendidikan agama yang mendalam dan terintegrasi dengan kemajuan teknologi menjadi keutamaan dalam Mazhab Persis, dan pondok pesantren Persis dianggap sebagai wadah yang sangat penting bagi umat Islam untuk memperdalam pemahaman agama dan menenun ketrampilan bertahan di tengah masyarakat serba modern.

Perbedaan Penafsiran Kitab Suci dalam Mazhab Persis dengan Mazhab Lain

Kitab Suci Mazhab Persis

Mazhab Persis memiliki perbedaan dalam penafsiran kitab suci dengan mazhab-mazhab lain. Dalam mazhab Persis, penafsiran kitab suci dilakukan secara tekstual dan kontekstual. Artinya, tafsir kitab suci dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa dan sejarah pada saat kitab suci tersebut diwahyukan. Selain itu, penggunaan hadis semata-mata hanya untuk memperkuat tafsir tersebut.

Sedangkan pada mazhab lain, penafsiran kitab suci cenderung bersifat terbuka dan digunakan tergantung konteks sosial atau kehidupan sehari-hari. Penafsiran dilakukan dengan mengadaptasi kitab suci ke dalam konteks kehidupan yang sedang terjadi. Dalam mazhab lain, penafsiran kitab suci cenderung lebih fleksibel dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Perbedaan Penolakan Terhadap Bid’ah dan Takhayul dalam Mazhab Persis dengan Mazhab Lain

Bid'ah dan Takhayul

Mazhab Persis menolak praktik bid’ah dan takhayul. Bid’ah dalam bahasa Arab memiliki arti penyelisihan dan sesuatu yang baru yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Sedangkan takhayul adalah kepercayaan buta pada hal-hal yang dianggap sebagai keberuntungan atau sial. Dalam mazhab Persis, keduanya dianggap salah dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Sedangkan pada mazhab-mazhab lain, praktik bid’ah dan takhayul masih dapat ditemukan. Praktik praktik tersebut dianggap sebagai tradisi turun-temurun yang berakar kuat dalam mazhab-mazhab tersebut. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kadangkala praktik bid’ah dan takhayul tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Perbedaan dalam Pakaian yang Digunakan dalam Mazhab Persis dengan Mazhab Lain

Pakaian Mazhab Persis

Mazhab Persis punya ciri khas dalam berpakaian yang berbeda dengan mazhab-mazhab lainnya. Mazhab Persis tidak menggunakan pakaian koko yang biasa digunakan dalam mazhab-mazhab lainnya. Pakaian yang dikenakan dalam mazhab Persis cenderung simpel tanpa banyak ornamen seperti bordiran atau jahitan bunga.

Hal ini berbeda dengan mazhab-mazhab lain yang biasanya menggunakan pakaian koko. Pakaian koko memiliki ciri khas tersendiri dalam mazhab-mazhab lainnya. Pakaian tersebut dibuat dengan berbagai model dan versi sesuai dengan kepribadian atau selera masing-masing.

Perbedaan dalam Pandangan terhadap Kedudukan Ulama dalam Mazhab Persis dengan Mazhab Lain

Ulama Mazhab Persis

Mazhab Persis juga memiliki perbedaan dalam pandangan terhadap kedudukan ulama dibandingkan dengan mazhab-mazhab lainnya. Ulama dalam mazhab Persis dianggap sebagai kunci penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, ulama dalam mazhab Persis dihormati dan dianggap sangat penting untuk mempertahankan kemurnian ajaran agama Islam.

Sedangkan pada mazhab-mazhab lain, tidak dapat dipungkiri bahwa ulama tetap menjadi sosok yang dihormati. Namun, kedudukan ulama pada mazhab-mazhab lain akan lebih bergantung pada keadaan sosial politik pada suatu waktu dan tempat. Misalnya saja pada zaman kesultanan, kedudukan ulama sangat kuat, sedangkan pada zaman sekarang, tergantung pada pengaruh dan popularitas di masyarakat.

Dengan perbedaan ini, kita dapat melihat bahwasanya mazhab Persis memiliki ciri khas dan pandangan yang berbeda dengan mazhab-mazhab lain. Namun, penting bagi kita semua untuk menghargai perbedaan tersebut dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan saling menghormati.

Asal Usul Mazhab Persis di Indonesia


Asal Usul Mazhab Persis di Indonesia

Mazhab Persis pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1923 melalui propagandis dari India bernama Haji Jalaluddin. Alih-alih melakukakan dakwah secara terbuka, ia lebih memilih untuk mendirikan pertemuan-pertemuan kecil yang berfokus pada diskusi-diskusi keagamaan.

Gerakan Mazhab Persis pertama kali muncul di Persia berkat Mazhab Syiah. Salah satu pendirinya bernama Mirza Hasan Ali Syirazi yang lebih dikenal dengan julukan Bab. Dia mendirikan gerakan agama yang tidak hanya dilakukan oleh kelompok Syiah, melainkan juga oleh muslim Sunni. Gerakan ini pun mulai menjalar ke negara-negara tetangga seperti India dan Pakistan.

Haji Jalaluddin yang kemudian menjadi pengikut Mazhab Persis, menilai bahwa gerakan ini dapat membantu menyebarkan agama islam di Indonesia.

Filosofi dan Karakteristik Mazhab Persis


Filosofi dan Karakteristik Mazhab Persis

Setiap aliran Islam memiliki pandangan yang berbeda dalam melaksanakan ajaran Islam, begitu pula dengan Mazhab Persis. Mazhab Persis memiliki ciri khas dalam melaksanakan ajaran Islam dan memandang agama Islam sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Salah satu filosofi Mazhab Persis adalah Ilmu, Amal, dan Nujum. Artinya, Mazhab Persis menekankan pentingnya ilmu dan amal yang benar, serta keyakinan yang kuat pada peranan nujum atau astrologi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal tersebut tidak berarti Mazhab Persis memperbolehkan praktik mistik, seperti yang ditudingkan oleh beberapa pihak.

Peran Mazhab Persis dalam Masyarakat Indonesia


Peran Mazhab Persis dalam Masyarakat Indonesia

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Mazhab Persis memiliki kontribusi besar dalam perkembangan pendidikan dan sosial di Indonesia. Mereka percaya bahwa agama Islam tidak hanya sebagai ritual semata, melainkan harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mazhab Persis juga berperan dalam mendirikan lembaga pendidikan, terutama di bidang pondok pesantren. Pondok pesantren Mazhab Persis, misalnya, tidak hanya membiasakan murid untuk menghafal ayat-ayat Al-Quran, tetapi juga berusaha mempergunakan ilmu pengetahuan modern dalam pembelajaran sehari-hari. Metode pengajaran yang diterapkan tidak hanya berpusat pada filsafat agama, tetapi juga harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang dapat mendukung kemajuan sekolah.

Kritik dan Kontroversi terhadap Mazhab Persis


Kritik dan Kontroversi terhadap Mazhab Persis

Tidak semua orang setuju dengan prinsip-prinsip Mazhab Persis. Ada beberapa kritik dan kontrolversi yang diberikan terhadap gerakan ini. Salah satu kritik terhadap Mazhab Persis adalah bahwa gerakan ini dianggap sebagai kelompok yang tertutup dan memiliki ideologi yang dogmatis dalam menjalankan ajaran Islam, sehingga bersifat eksklusif.

Beberapa kasus juga diatribusikan terhadap Mazhab Persis, salah satunya adalah adanya beberapa anggota Mazhab Persis yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas radikal. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa orang tentang eksistensi Mazhab Persis di Indonesia.

Pertumbuhan Mazhab Persis di Indonesia


Pertumbuhan Mazhab Persis di Indonesia

Mazhab Persis saat ini merupakan salah satu kelompok Islam yang cukup besar dan aktif di Indonesia. Pendukung Mazhab Persis tersebar di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 5000 anggota yang tergabung dalam organisasi besar mereka.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Mazhab Persis memiliki sumbangan besar dalam pengembangan pendidikan dan sosial di Indonesia. Selain itu, organisasi ini juga sering mengadakan pengajian dan ulama- ulama mereka sering diundang untuk memberikan ceramah dan pengajian di berbagai beberapa acara keagamaaan.

Secara keseluruhan, Mazhab Persis telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat muslim di Indonesia, walaupun kadang-kadang masih mendapatkan kontroversi dan kritik dari beberapa kalangan.

Maaf, sebagai AI, saya dapat memahami dan menjawab dalam bahasa Indonesia tetapi saya tidak dapat menulis dalam bahasa tersebut secara mandiri. Apakah ada pertanyaan atau percakapan yang dapat saya bantu di dalam bahasa Indonesia?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *