Saya dapat menulis dalam bahasa Indonesia. Apakah ada yang bisa saya bantu?
Memiliki Hubungan Intim
Memiliki hubungan intim atau melakukan hubungan seksual sebelum menikah masih menjadi tabu di Indonesia. Meski banyak pasangan tunangan yang telah menjalin hubungan intim, sebaiknya jangan diikuti. Selain melanggar norma sosial dan agama, hal itu juga dapat berdampak buruk pada kesehatan dan masa depan hubungan pernikahan.
Terlebih jika hubungan intim dilakukan dengan pasangan yang belum resmi dinikahi, dikhawatirkan akan meningkatkan risiko perselingkuhan dan perceraian nantinya. Hal ini disebabkan karena pasangan yang terbiasa melakukan hubungan intim sebelum menikah cenderung kurang sabar menunggu saat-saat indah dalam pernikahan.
Untuk itu, sangat penting untuk menempatkan nilai-nilai agama dan sosial sebagai pedoman dalam menjalani hubungan tunangan. Menjaga kesucian diri dan menghargai makna pernikahan akan memperkuat ikatan pada hubungan pernikahan kelak.
Larangan Mengumbar Kemesraan di Media Sosial
Ketika seseorang menemukan pasangan hidup dan memutuskan untuk bertunangan, biasanya langkah selanjutnya adalah mengumumkan kebahagiaan tersebut ke orang-orang terdekat melalui media sosial. Namun, meskipun mengumumkan pertunangan di media sosial merupakan hal yang lazim dilakukan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah larangan untuk mengumbar kemesraan secara berlebihan di media sosial.
Larangan mengumbar kemesraan di media sosial sebenarnya memiliki alasan yang ongkos. Pertama, mengumbar kemesraan secara berlebihan di media sosial menimbulkan banyak tanda tanya dan pro-kontra dari orang lain. Kedua, mengumbar kemesraan di media sosial dapat memicu rasa cemburu di antara pasangan dan membuat hubungan mereka tidak sehat. Ketiga, mengumbar kemesraan di media sosial juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di kalangan teman-teman atau pengikut media sosial.
Terkait hal ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kamu dan pasangan ingin membagikan kemesraan di media sosial setelah bertunangan:
1. Jangan berlebihan dalam memposting foto.
Posting foto tentang kemesraan setelah bertunangan mungkin merupakan hal yang wajar, namun, jangan sampai kamu berlebihan dalam memposting foto tersebut. Jangan membanjiri media sosial dengan foto-foto kemesraan yang terlalu berlebihan.
2. Berikan ruang dan waktu untuk pasangan.
Ingatlah bahwa sekarang kamu telah mempunyai komitmen untuk serius dengan pasanganmu. Hal ini mengharuskanmu untuk memberikan ruang dan waktu untuk pasanganmu. Jangan sampai terlalu sibuk mengumbar kemesraan di media sosial sehingga kamu lupa memberikan waktu yang cukup untuk pasanganmu di kehidupan nyata.
3. Perhatikan reaksi dari teman-teman atau pengikut media sosialmu.
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap kemesraan di media sosial. Ada yang mendukung, ada juga yang kurang suka. Oleh karena itu, kamu perlu memperhatikan reaksi dari teman-teman atau pengikut media sosialmu. Apabila terdapat reaksi negatif, kamu harus bisa memahami dan menghargai pandangan mereka.
4. Jangan mengumbar masalah pribadi di media sosial.
Setelah bertunangan, kemungkinan pasanganmu dan kamu akan menghadapi konflik atau masalah yang harus dihadapi bersama-sama. Namun, jangan mengumbar masalah pribadi tersebut di media sosial. Hal ini dapat menimbulkan banyak spekulasi dan keresahan di antara teman-teman atau pengikut media sosialmu.
Dalam kesimpulannya, mengumbar kemesraan di media sosial memang merupakan bentuk kebahagiaan yang harus dihargai, namun, kamu harus tahu batas dan tidak berlebihan dalam mengumbar kebahagiaan tersebut. Jangan sampai mengumbar kemesraan di media sosial dapat merusak hubunganmu dengan pasangan atau membuatmu merasa tidak nyaman dengan orang lain. Semoga tips-tips di atas dapat membantumu dalam mengumbar kemesraan di media sosial setelah bertunangan.
Larangan Berkencan dengan Orang Lain
Sebagai calon pengantin, kamu dan pasanganmu memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan kalian. Bersikap setia dalam hubungan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan sebagai langkah pertama menuju pernikahan. Oleh karena itu, kamu dan pasangan sebaiknya tidak mencari perhatian dari orang lain dengan berkencan dan menghabiskan waktu bersama dengan orang lain.
Sering kali, orang lain memanfaatkan momen yang tidak proporsional tersebut dan menilai bahwa kamu dan pasangan masih belum mantap dalam menjalin hubungan. Oleh karena itu, menjaga jarak dari perkumpulan atau aktivitas bersama orang lain yang di luar lingkungan keluarga dan teman dekat akan sangat membantu kamu dan pasangan untuk membangun kepercayaan satu sama lain.
Bukan hanya itu, larangan berkencan dengan orang lain juga akan membantu kamu dan pasangan untuk lebih mempererat hubungan kalian. Saat kamu dan pasangan menjalin hubungan secara eksklusif, kalian akan belajar tentang karakter masing-masing dan tumbuh bersama. Semakin kalian saling mengenal, semakin kuat juga ikatan emosional kalian.
Penting untuk dicatat, bahwa hubungan yang kuat dan kokoh memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Karenanya, meluangkan waktu bersama untuk saling belajar dan mengenal satu sama lain lebih baik dapat membantu menjaga hubungan kalian tetap awet.
Jadi, jangan malah mencari perhatian dari orang lain dengan berkencan dan menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Ingatlah bahwa kamu dan pasangan memiliki tanggung jawab dan prioritas untuk membangun hubungan yang kokoh dan saling percaya satu sama lain.
Larangan Membahas Hal-hal Sensitif
Dalam masa tunangan, kamu dan pasangan harus menghindari membahas hal yang sensitif, seperti masalah keuangan atau masa lalu. Pembicaraan mengenai hal-hal sensitif dapat membuat hubungan antara kedua belah pihak menjadi kurang harmonis dan bahkan dapat memicu pertengkaran yang tidak perlu. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari dalam pembicaraan selama masa tunangan.
Larangan Membahas Masalah Keuangan
Salah satu hal yang harus dihindari saat masa tunangan adalah membicarakan masalah keuangan. Meskipun bagian keuangan dalam sebuah hubungan sangat penting, membicarakan perihal ini saat tunangan dapat menimbulkan masalah. Sebagai pasangan yang akan menikah, seharusnya kalian memulai dengan merencanakan anggaran pernikahan tanpa harus membicarakan lebih jauh masalah rumit tentang keuangan. Dalam hal ini, kamu dan pasangan harus membuat keputusan yang tepat dalam mengatur keuangan agar dapat menjalani kehidupan pernikahan yang harmonis.
Larangan Membahas Masa Lalu
Selama masa tunangan, kamu dan pasangan sebaiknya tidak membahas permasalahan yang berkaitan dengan masa lalu. Membahas masa lalu, terutama permasalahan antara kedua belah pihak, dapat membuat suasana tidak nyaman dan mengganggu keharmonisan hubungan kalian. Terlebih lagi, jika kalian membicarakan mantan masing-masing, hal ini hanya akan menambah kecemasan dan kekhawatiran yang tidak perlu dalam koneksi pernikahan kalian ke depan.
Larangan Membahas Perkara Keluarga
Membahas masalah keluarga, terutama masalah yang cukup sensitif, dapat menimbulkan masalah serius pada saat tunangan. Meskipun kamu dan pasangan harus mengenal satu sama lain secara mendalam, masalah keluarga seharusnya tidak dibahas saat masa tunangan. Jika kalian memutuskan untuk membahas masalah keluarga, ini hanya akan menambah beban tersendiri pada hubungan kalian. Ingatlah bahwa masa tunangan adalah masa untuk saling mengenal satu sama lain dan membangun kepercayaan dalam hubungan kalian.
Larangan Membahas Urusan Seksual
Sebagai individu dewasa, pastinya kamu dan pasangan dapat membicarakan berbagai hal, namun membahas urusan seksual selama masa tunangan sebaiknya tidak dilakukan. Hal ini dianggap tidak pantas untuk dibahas pada periode tunangan, terutama jika ada keluarga atau orang lain yang terlibat di sana. Seksualitas dalam sebuah hubungan seharusnya dijaga sebagai hal yang privasi dan hanya dapat dibahas secara pribadi.
Beberapa hal tersebut adalah beberapa larangan yang harus dihindari pada saat masa tunangan. Menjaga hubungan tetap harmonis dan bahagia harus selalu diutamakan, terlebih jika kamu dan pasangan sudah memutuskan untuk menikah di kemudian hari. Semoga artikel ini dapat membantu kamu menjaga hubungan pada masa tunangan menjadi lebih baik dan lebih berkomitmen.
Menghindari Memindahkan Lengkungan Hidup Pasangan
Setelah tunangan, kamu akan memasuki masa-masa yang lebih serius dalam hubunganmu dengan pasangan. Salah satu yang harus dihindari adalah memindahkan lengkungan hidup pasanganmu sepenuhnya padamu. Kamu dan pasangan harus tetap memiliki waktu dan ruang pribadi masing-masing karena tidak sehat jika kamu bergantung sepenuhnya pada pasanganmu.
Meskipun kamu dan pasangan mungkin terus menciptakan kabar baik antara satu sama lain, kamu harus memastikan untuk tidak berlebihan ketika menarik perhatian pasangan. Tidak apa-apa untuk sesekali menanyakan atau meminta saran darinya tetapi jangan sampai tiap menit kamu rentet panggilan dan pesan yang akan mengganggu dan mengambil waktu bersama, apalagi ketika pasanganmu sedang sibuk atau sedang bekerja.
Ini karena jika kamu terus-menerus memberikan porsi terlalu banyak dalam komunikasi, kemungkinan besar pasanganmu akan merasa bosan, frustrasi, dan bahkan tertekan. Selain itu, kamu juga akan memindahkan lengkungan hidup pasanganmu sepenuhnya padamu, yang kemudian akan menjadi suatu keharusan bagimu untuk selalu membuka telepon atau membalas chat dari pasangan yang akan mengganggu waktumu juga.
Memberi ruang bagi pasanganmu adalah taruhan yang baik untuk membangun hubungan yang sehat dan indah bersama pasangan. Hal yang sehat adalah memberikan kebebasan tidak hanya pada ruang saja, tetapi juga pada cara berpikir, cara bertindak, dan cara menyembunyikan rasa marah ataupun perasaan lainnya yang memerlukan waktu bagi suatu pasangan untuk mengolahnya.
Jadi, ketika kamu dan pasanganmu telah tunangan, jangan memindahkan lengkungan hidup pasanganmu sepenuhnya padamu. Tetap respek dan hargai waktu dan kesibukan pasanganmu, buktikan bagi dirimu bahwa kamu ingin membangun hubungan yang sehat dan terjalin dengan indah bersama pasanganmu.
Larangan Mengabaikan Keluarga dan Teman
Setelah kamu dan pasangan bertunangan, jangan sampai mengabaikan keluarga dan teman-temanmu. Mereka tetap memegang peran yang sangat penting bagi kamu dan pasanganmu, bahkan di masa depan. Keluarga dan teman-teman biasanya akan memberikan dukungan moril maupun materiil ketika kamu dan pasanganmu sedang mengalami kesulitan.
Salah satu cara agar kamu dan pasangan tetap dapat dekat dengan keluarga dan teman meskipun jarak yang jauh adalah dengan berkomunikasi secara teratur. Kamu bisa mengirim pesan atau menelepon keluarga dan teman setidaknya seminggu sekali. Melakukan hal ini akan memberikan rasa nyaman bagi kedua belah pihak dan menjaga hubungan antara kamu, pasangan serta keluarga dan temanmu berjalan lancar tanpa ada perasaan tersisihkan.
Larangan ini tidak hanya berlaku di masa pacaran atau bertunangan, namun juga saat sudah menikah. Kebanyakan pasangan yang telah menikah sering kali kesulitan dalam menjalin hubungan dengan keluarga dan teman karena kesibukan masing-masing atau kepentingan yang berbeda.
Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman juga bisa memberikan kemudahan ketika ada momen penting seperti pernikahan atau saat memulai bisnis. Keluarga dan teman-teman dapat membantu membuka jaringan atau bahkan memberikan pembiayaan atau hibah untuk memulai bisnis baru kamu dan pasanganmu.
Totalitas dalam hubungan percintaan bukan berarti memutuskan hubungan dengan keluarga dan teman. Jangan sampai kamu menegangakan hubungan kamu dan keluarga serta teman. Kedua belah pihak bisa saling mendukung dan menjalankan hubungan dengan harmonis, agar tidak ada perasaan tersisihkan atau terabaikan.
Terakhir, selain mengajak keluarga dan teman berinteraksi secara langsung, kamu dan pasangan juga harus bisa menghargai waktu bersama dengan keluarga dan teman. Misalnya dengan menghadiri acara keluarga seperti perkawinan atau arisan, atau mengajak teman bermain dan berkumpul. Dengan begitu, hubungan harmonis tetap terjaga meski sudah berada dalam sebuah komitmen bertunangan hingga pernikahan.
Tidak Memasukkan Aspek Agama Dalam Persiapan Pernikahan
Setelah tunangan, biasanya akan segera dilakukan persiapan pernikahan. Namun, seringkali pasangan hanya terfokus pada aspek resepsi dan kebutuhan material saja. Padahal, sebagai suatu amal ibadah, pernikahan seharusnya juga memperhatikan aspek agama yang harus ditaati dan dijalankan. Oleh karena itu, para pasangan harus menghindari larangan untuk tidak memasukkan aspek agama dalam persiapan pernikahan.
Aspek agama yang wajib diperhatikan dalam pernikahan di Indonesia meliputi syarat-syarat seperti wali nikah, persetujuan kedua mempelai, mahar, dan penggunaan bahasa Arab dalam akad nikah. Selain itu, juga harus memperhatikan adab-adab dan tata cara selama upacara nikah berlangsung, seperti larangan untuk melaksanakan akad nikah di tempat yang dianggap najis atau tidak layak, terlalu banyak mengundang tamu, atau melakukan hal-hal yang dilarang dalam Islam seperti meminjam uang untuk biaya pernikahan.
Dalam persiapan pernikahan, pasangan sebaiknya tidak hanya fokus pada aspek material semata. Tetapi juga harus memperhatikan aspek agama yang tak kalah pentingnya. Sehingga, acara pernikahan dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa melanggar norma agama.
Tidak Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Calon Mertua
Setelah resmi tunangan, biasanya pasangan juga harus memperkenalkan masing-masing keluarga besarnya. Terkadang, pasangan dan calon mertua belum memiliki hubungan yang baik, sehingga dapat menimbulkan konflik dan ketidakharmonisan pada hubungan pernikahan nantinya. Oleh karena itu, menjalin komunikasi yang baik dengan calon mertua adalah hal yang wajib dilakukan dan jangan sampai terjadi larangan untuk menjalin hubungan yang baik.
Untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan calon mertua, pasangan dapat memulai dengan cara memperkenalkan diri secara resmi dan sopan, menunjukkan kesan positif pada diri masing-masing, serta memiliki ketertarikan pada keluarga besar masing-masing. Selain itu, pasangan juga sebaiknya berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta menghargai pendapat dan saran calon mertua tanpa harus sepakat dalam segala hal.
Jalinan hubungan yang baik dengan calon mertua dapat mempererat ikatan keluarga besar dan menghindari konflik di kemudian hari. Oleh karena itu, pasangan tidak boleh menghindari larangan untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga besar masing-masing.
Ngebet Ingin Segera Menikah
Banyak pasangan yang merasa senang dan ingin segera melanjutkan ke tahap pernikahan setelah resmi tunangan. Sayangnya, ngebet ingin segera menikah juga menjadi salah satu larangan dalam persiapan pernikahan. Pasangan harus menghilangkan anggapan bahwa menikah dengan cepat akan memperlihatkan keseriusan mereka untuk melanjutkan hubungan.
Sebuah pernikahan membutuhkan persiapan yang matang dan waktu yang cukup untuk mempersiapkan berbagai hal dan menjalani sesuaian sunnah pada saat acara pernikahan. Persiapkan segala sesuatunya dengan matang and tidak perlu terburu-buru untuk segera menikah hanya karena ingin untuk memperlihatkan keseriusan.
Setelah manusia ditunangkan, pasangan sebaiknya berfikir lebih matang yang wajar, menopang perkembangan hubungan oleh membangun pondasi yang kuat, dan menunggu waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan yang akan bertahan lama.
Memaksakan Kehendak Saat Persiapan Pernikahan
Kadang, dalam persiapan pernikahan, pasangan sering mengabaikan impian dan harapan masing-masing. Dimana hal tersebut juga menjadi salah satu larangan selama persiapan pernikahan. Seharusnya ada jalan tengah diantara dua hal yang berbeda agar semua bisa diakomodir dan semua senang.
Jika pasangan memiliki pandangan atau opini yang berbeda dalam persiapan pernikahan, sebaiknya dibahas dan diakomodir sejak dini agar tidak menyebabkan konflik pada saat pernikahan berlangsung. Dalam membahas perbedaan, pasangan sebaiknya tidak menimbulkan otoritas atau memaksakan kehendak sendiri, tetapi mencari jalan tengah yang menjadi kompromi untuk kedua belah pihak.
Dengan adanya komunikasi dan pembicaraan terbuka sejak awal, pasangan akan merasa lebih tenang dan bisa menghindari konflik yang tidak perlu pada saat pernikahan berlangsung dan pasangan bisa merayakan hari pernikahan semoga berbahagia.
Melupakan Manajemen Keuangan
Sebuah pernikahan mempersiapkan biaya yang luar biasa besar. Oleh karena itu, pasangan juga harus mempersiapkan manajemen keuangan dengan baik agar tidak terjebak dalam hutang dan masalah finansial di kemudian hari. Manajemen keuangan juga menjadi salah satu larangan dalam persiapan pernikahan yang harus dihindari.
Manajemen keuangan yang baik pada pernikahan dapat dilakukan dengan cara membuat anggaran yang jelas dan realistis, yang mencakup segala aspek pernikahan seperti dekorasi, makanan, dan konsumsi minuman. Pasangan juga sebaiknya mencari cara untuk memangkas biaya pernikahan dengan cerdas tanpa mengurangi kualitas acara. Selain itu, aspek keuangan juga harus terbuka dan transparan di antara kedua belah pihak sebelum dan sesudah pernikahan terlaksana, terputus, dan hidup mulai bergulir akan adanya tanggung jawab kepemilikan habis.
Dengan manajemen keuangan yang baik, pasangan akan lebih siap dan terhindar dari masalah finansial di kemudian hari yang tidak diinginkan.
Tidak Memperhatikan Kesehatan Mental dan Fisik
Persiapan pernikahan yang melelahkan seringkali mempengaruhi kesehatan mental dan fisik pasangan. Kesehatan mental dan fisik juga menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan, dan jangan sampai terjadi larangan untuk tidak memperhatikan kesehatan mental dan fisik.
Untuk menjaga kesehatan mental, pasangan sebaiknya merencanakan bersama sebelum pernikahan terjadi dengan menghadiri terapis keluarga, akhir pekan santai bersama kelurga besar atau atau sekedar melakukan aktivitas yang menyenangkan. Sedangkan fisik, pasangan harus memperhatikan asupan gizi yang diperlukan, berolahraga dan tidur yang cukup agar terjaga stamina dan energinya.
Dengan memperhatikan kesehatan mental dan fisik, pasangan akan lebih siap untuk menghadapi segala tantangan yang menghadang di masa depan dan menikmati setiap detik kental dalam kesehatan yang baik serta terhindar dari penanganan kesehatan yang mahal di kemudian hari.
Mengabaikan Persiapan Pasca Pernikahan
Setelah persiapan pernikahan, pasangan juga harus mempersiapkan diri untuk menjalani pernikahan dalam jangka yang panjang. Namun, seringkali pasangan lebih fokus pada persiapan pernikahan dan mengabaikan persiapan pasca pernikahan. Hal tersebut juga menjadi salah satu larangan dalam persiapan pernikahan dan harus dihindari.
Pasangan sebaiknya mengembangkan rencana dalam jangka panjang setelah pernikahan, seperti menyusun rencana keuangan, visi dan misi dalam keluarga yang baru terbentuk. Menemukan kegiatan yang sama – hal tersebut juga penting untuk meningkatkan kualitas hubungan dan kebahagiaan dalam keluarga.
Dengan merencanakan segala hal sejak awal, pasangan akan lebih siap dan terhindar dari konflik dan masalah yang tidak diinginkan bahkan ketika membentuk tanggung jawab hidup bersama.
Maaf, sebagai AI saya dapat menulis dalam bahasa Indonesia tetapi kurang mampu dalam penggunaan bahasa formal. Apa yang dapat saya bantu untuk Anda?