Tugas Pembicara 1, 2, dan 3 dalam Debat di Indonesia

pembicara

Debat adalah salah satu cara untuk menyampaikan pandangan dan argumen dari dua sisi yang berbeda mengenai suatu topik. Di Indonesia, debat sering dilakukan dalam lingkup akademis, politik atau dalam kompetisi debat tingkat nasional dan internasional. Setiap kelompok debater terdiri dari tiga orang yang terdiri dari pembicara 1, pembicara 2 dan pembicara 3.

Pembicara 1 dalam debat bertugas untuk membuka acara debat dan menyampaikan pendapat serta argumen yang akan disampaikan oleh timnya. Pembicara 1 sering disebut sebagai narator dalam debat karena tugasnya memandu debat dan mengatur struktur kegiatan tersebut. Dia harus memperkenalkan topik yang akan diperdebatkan, menyatakan posisi timnya dan memberikan gambaran umum mengenai argumen yang akan disampaikan. Pembicara 1 juga bertanggung jawab untuk memberikan definisi dan konteks yang jelas mengenai topik yang diperdebatkan agar dapat dimengerti oleh audiens dan tim lawan.

Tidak hanya itu, pembicara 1 dalam debat juga harus dapat memberikan history, fakta, dan gambaran umum mengenai masalah yang sedang diperdebatkan. Pembicara 1 harus menguasai topik yang sedang diperdebatkan dan mampu menguraikan sisi-sisi penting dari topik tersebut agar tidak terjadi miskomunikasi atau salah paham dalam debat. Keterampilan komunikasi dan public speaking yang baik mutlak diperlukan oleh pembicara 1 dalam debat agar ia dapat membangun kredibilitas timnya di depan audiens dan juri debat.

Selain pembicara 1, ada pula pembicara 2 dalam debat. Tugas utama pembicara 2 adalah mengeluarkan argumen secara spesifik dan mendalam. Argumen yang disampaikan oleh pembicara 2 harus berdasarkan pada data yang akurat dan relevan, serta fakta-fakta yang jelas dan objektif. Pembicara 2 harus mampu mengembangkan argumen dari timnya dan menjawab ketidakpercayaan atau keberatan yang tim lawan sampaikan.

Pada pembicaraan ini, pembicara 2 harus mengajukan pertanyaan dengan tegas ke arah tim lawan dan berkaitan dengan argumen yang akan diajukan. Intinya, pembicara 2 sebagai representasi dari team juga harus mampu untuk mengontrol ritme debat yakni dengan memastikan bahwa argumennya tidak bertentangan dengan posisi yang telah dibuat oleh pembicara 1 agar tidak terjadi kebingungan antara anggota pembiara.

Terakhir, ada pembicara 3 dalam debat. Tugas utama pembicara 3 adalah menyampaikan kesimpulan dari argumentasi yang telah diperdebatkan oleh kedua sisi. Ia harus dapat meringkas dan mengkonsolidasikan argumen yang telah disampaikan oleh anggota timnya dalam debat sebelumnya. Peluang bagi pembicara 3 dalam debat untuk memberikan argumen baru atau menambahkan argumen lainnya memang terbatas, namun tugasnya yang sangat penting untuk men-‘land’-kan suatu diskusi dan memastikan bahwa kesimpulan yang disampaikan secara logika dan koheren.

Pembicara 3 tidak dapat menambahkan argumen tersebut secara tiba-tiba, melainkan harus terkait pula dengan kesimpulan dan argumen yang sudah disampaikan dari pembicara 1-2. Tujuannya adalah untuk menyampaikan kesan akhir yang mampu mempengaruhi audiens atau juri dalam pemilihan pemenang debat. Jadi, ketiga pembicaraan di dalam debat memiliki tugas masing-masing yang sangat penting untuk menjadi satu kesatuan dalam diskusi yang terjadi.

Tugas Pembicara Pertama pada Debat

Tugas pembicara pertama pada debat sangat penting karena memulai gagasan utama dari tim yang berbicara di depan publik. Selain itu, pembicara pertama juga harus membuka perdebatan dengan bahasa yang kuat dan persuasif agar dapat mempengaruhi audiens pada sudut pandang yang dibawakan. Berikut adalah beberapa tugas pembicara pertama pada debat:

  • Menjelaskan topik debat dengan singkat dan jelas, termasuk mengenai sudut pandang yang dibawakan.
  • Mengajukan argumen-argumen utama yang akan dibahas dalam debat. Argumen-argumen ini harus disajikan dengan fakta, data, atau sumber tepercaya agar dapat meyakinkan publik.
  • Menentukan strategi yang akan digunakan oleh tim. Pembicara pertama harus dapat memperhitungkan waktu, langkah-langkah debat yang dilakukan oleh lawan bicara, dan cara bertindak dalam situasi tertentu.

Pembicara pertama juga harus memperhatikan kepribadian dan gaya berbicaranya. Ini penting agar audiens dapat merasa terkesan dengan pembicara, dan agar timnya dapat dikagumi oleh lawan bicara. Semua itu membantu pembicara pertama untuk memenangkan hati dari penonton debat.

Tugas Pembicara Kedua pada Debat

Tugas pembicara kedua pada debat tidak kalah penting dengan pembicara pertama. Pembicara kedua biasanya hadir untuk mengembangkan dan memperkuat argumen-argumen yang telah diajukan oleh pembicara pertama. Berikut beberapa tugas pembicara kedua pada debat:

  • Mengungkapkan kekurangan argumen-argumen yang ada di pihak lawan bicara, dan membangun argumen baru untuk memperkuat sudut pandang tim sendiri.
  • Menunjukkan kepada publik bahwa argumen-argumen yang diajukan oleh tim sendiri lebih masuk akal daripada sudut pandang lawan bicara.
  • Mengajukan argumen-argumen baru yang sejalan dengan argumen-argumen utama yang telah diajukan oleh tim.
  • Menjelaskan secara detail bagaimana strategi yang telah dibuat dapat menanggulangi argumen-argumen yang dihadapi.

Pembicara kedua juga harus dapat mengendalikan emosinya dengan baik agar dapat mempertahankan argumen-argumen yang diajukan. Ia harus mampu menjawab keberatan dan pertanyaan dari lawan bicara dan dapat mempertahankan argumen-argumen timnya dengan logika yang kuat.

Tugas Pembicara Ketiga pada Debat

Tugas Pembicara Ketiga pada Debat

Tugas pembicara ketiga pada debat biasanya difokuskan pada penutupan. Tugas ini sangat penting karena pada tahap akhir debat, pembicara ketiga akan memberikan kesimpulan argumentasi yang telah disampaikan oleh tim. Berikut adalah beberapa tugas pembicara ketiga pada debat:

  • Menyimpulkan argumen-argumen yang telah diajukan oleh tim. Ia harus menunjukkan kepada publik mengapa sudut pandang tim lebih masuk akal.
  • Mengajukan argumen-argumen baru sebagai pembahasan kesimpulan debat.
  • Memberikan penilaian kepada lawan bicara dan mempersilakan publik untuk membuka ruang tanya jawab.
  • Mempersiapkan kemungkinan pertanyaan yang mungkin diajukan oleh lawan bicara, dan memberikan jawaban yang kuat dan konklusif.

Sebagai pembicara ketiga, ia harus dapat menginspirasi dan memotivasi publik. Kata-kata terakhirnya harus memberikan kesan yang kuat atau mengesankan, sehingga audiens dapat terkesan dengan argumen-argumen yang telah diajukan oleh timnya.

Tugas Pembicara Kedua pada Debat

 

Sebelum membahas mengenai tugas pembicara kedua dalam debat, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana susunan pembicaraan dalam debat yang umumnya digunakan di Indonesia.

Susunan pembicaraan dalam debat di Indonesia terdiri dari tiga posisi yaitu pembicara pertama, pembicara kedua, dan pembicara ketiga. Dalam susunan ini, masing-masing posisi memiliki perannya masing-masing. Pembicara pertama bertugas membuka debat dan memberikan argumen awal yang kuat untuk membuat audiens tertarik dan memperkenalkan topik yang akan dibahas. Sedangkan pembicara ketiga bertugas dalam menutup debat dan merangkum pendapat yang sudah diutarakan oleh pembicara pertama dan kedua, serta memberikan argumen akhir yang kuat agar audiens menjadi yakin dengan pandangan yang ia sampaikan.

Selanjutnya, pembicara kedua memegang peran yang sangat penting dalam debat. Kedua posisi pembicara di sisi pertama dan ketiga, memiliki beberapa keuntungan karena posisi mereka di depan dan di akhir debat. Namun, pembicara kedua perlu untuk mengalahkan ujian berat, seperti memberikan argumen yang dapat dilakukan oleh lawan mereka dengan mudah atau merangkum argumen kembali yang telah disampaikan oleh pembicara pertama saat terjadi kesalahan dalam rangkuman.

Sebelum pembicara kedua berbicara, ia harus melakukan analisis terhadap apa yang telah disampaikan oleh pembicara pertama dan memulai dengan menjelaskan dua atau tiga masalah besar dalam topik yang akan dibahas. Setelah itu, ia harus memetakan argumen apa saja yang dibutuhkan untuk menanggapi masalah-masalah tersebut dan memberikan argumen awal yang kuat dan terkonsep dengan baik.

Salah satu tugas pembicara kedua adalah menjawab atau mengarahkan kembali argumen yang disampaikan oleh pembicara pertama yang dianggap kurang valid untuk mengatasi masalah yang telah dibahas. Selain itu, pembicara kedua harus mampu mengembangkan argumen pertamanya sebagai landasan bagi pembicara ketiga untuk merangkum pendapat dan memberikan argumen penutup.

Tugas penting lainnya sebagai pembicara kedua adalah untuk memberikan serangan balik pada argumen yang diajukan oleh pembicara dari pihak lawan. Hal ini menjadi sangat penting karena jika pembicara kedua terlalu banyak mengajukan argumen, maka pembicara ketiga akan kesulitan untuk merangkum pendapat dan memberikan argumen akhirnya.

Untuk itu, pembicara kedua harus dapat menyeimbangkan antara memberikan argumen awal yang kuat, mengarahkannya kembali pada argumen pembicara pertama, dan menyerang argumen pihak lawan.

Dalam kesimpulan, peran pembicara kedua dalam debat adalah melanjutkan argumen yang telah diatur oleh pembicara pertama, memperkuat argumen, dan merujuk pada argumen yang tidak dikembangkan dengan baik oleh pembicara pertama. Oleh karena itu, pembicara kedua harus memahami benar topik yang akan dibahas dan membuat argumen awal yang kuat serta terstruktur agar debat berjalan lancar dan mudah dimengerti oleh audiens.

Tugas Pembicara Ketiga pada Debat

Tugas Pembicara Ketiga pada Debat in Indonesia

Setelah pembicara pertama dan kedua telah menyampaikan argumennya di dalam sebuah debat, tugas pembicara ketiga pada debat berikutnya adalah untuk memberikan kesimpulan dan menguatkan argumen yang telah disampaikan oleh pembicara pertama dan kedua. Selain itu, ia juga harus mampu untuk membantah argumen lawan dengan argumen-argumen yang kuat dan rasional.

Sebagai seorang pembicara ketiga dalam sebuah debat, ia tidak lagi menyampaikan argumen baru, melainkan mengambil kesimpulan dari apa yang telah disampaikan oleh pembicara pertama dan kedua serta memberikan penjelasan mengapa argumen-argumen tersebut benar dan harus diterima.

Beberapa tugas penting yang harus diemban oleh seorang pembicara ketiga dalam sebuah debat adalah sebagai berikut:

    • Menjelaskan seluruh argumen yang telah disampaikan

Pembicara ketiga harus mampu menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai semua argumentasi yang telah disampaikan oleh pembicara pertama dan kedua. Dalam menjelaskan argumen tersebut, ia harus mampu mengidentifikasi argumen yang terkuat dan memperkuat argumen tersebut.

    • Mengambil kesimpulan

Pembicara ketiga harus mengambil kesimpulan dari semua argumen yang telah disampaikan. Kesimpulan harus diambil berdasarkan fakta dan bukti, sehingga kesimpulan yang diambil bersifat objektif dan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam debat.

    • Membantah argumen lawan

Setelah kesimpulan diambil, pembicara ketiga harus mampu membantah argumen-argumen yang telah disampaikan oleh pihak lawan. Ia harus mampu mengidentifikasi argumen yang lemah dan memberikan argumen yang lebih kuat dari pihaknya. Dalam membantah, ia harus tetap menjaga etika dan sopan santun, sehingga debat dapat berlangsung dengan baik.

    • Menjawab pertanyaan dari pihak lawan atau penonton

Pembicara ketiga harus siap untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pihak lawan atau penonton. Dalam menjawab pertanyaan, ia harus mampu memberikan jawaban yang rasional dan logis sesuai dengan kesimpulan yang telah diambil. Kemampuan untuk menjawab pertanyaan dengan baik juga dapat meningkatkan kredibilitas dari pihaknya dalam debat.

Secara keseluruhan, tugas pembicara ketiga pada debat adalah untuk memberikan kesimpulan dan membantah argumen dari pihak lawan. Dalam menjalankan tugas tersebut, ia harus mampu bersikap objektif dan menghindari argumentasi yang mengarah pada kepentingan pribadi.

Jelaskan Tugas Pembicara 1, 2, dan 3 dalam Debat di Indonesia

 

Debat menjadi salah satu cara dalam menyelesaikan perbedaan pendapat atau bahkan untuk menyampaikan sebuah gagasan kepada publik. Di Indonesia, debat seringkali digunakan pada berbagai ajang kompetisi seperti lomba debat sekolah, ajang Pemilihan Umum (Pemilu), dan bahkan debat publik yang dihadiri oleh masyarakat.

Dalam sebuah debat, ada beberapa tugas yang harus dilakukan oleh para pembicara. Pada umumnya, terdapat tiga pembicara yang mewakili tiap-tiap pihak dari debat tersebut. Berikut adalah jelaskan tugas pembicara 1, 2, dan 3 dalam debat di Indonesia:

  1. Pembicara 1 merupakan pembicara yang pertama kali menyampaikan argumen dari pihaknya. Ia harus memulai pembicaraannya dengan memperkenalkan diri, menyebutkan topik debat, dan menyatakan posisinya. Setelah itu, tugas pembicara 1 adalah menyampaikan segenap argumen yang dapat mendukung posisi yang dipegang oleh pihaknya.
  2. Pembicara 2 merupakan pembicara kedua yang membantah argumen yang telah disampaikan oleh pembicara 1. Tugas pembicara 2 adalah mengkritisi argumen yang telah disampaikan oleh pembicara 1 dari sudut pandang yang dipegangnya. Selain itu, pembicara 2 juga harus menyampaikan argumen yang bisa mendukung posisinya.
  3. Pembicara 3 adalah pembicara yang terakhir dalam debat. Tugasnya adalah untuk menyimpulkan argumen yang telah disampaikan oleh pihaknya sekaligus membantah argumen dari pihak lawan. Tujuannya adalah agar posisi yang dipegang oleh pihaknya semakin kokoh dan meyakinkan.

Strategi Terbaik untuk Menjalankan Tugas sebagai Pembicara dalam Debat

 

Bagi calon pembicara yang ingin mengikuti ajang debat, pastinya harus memahami tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembicara 1, 2, dan 3 secara terperinci. Selain itu, ada beberapa strategi terbaik yang dapat dijalankan oleh para pembicara dalam debat. Berikut adalah beberapa diantaranya:

  1. Mengumpulkan informasi. Seorang pembicara harus memiliki cukup informasi untuk mengembangkan argumennya. Oleh karena itu, penyusunan argumen yang kuat akan terjadi jika para pembicara memiliki pengetahuan yang luas terhadap topik yang akan dibahas.
  2. Memahami ekspektasi juri. Di dalam debat tandang, selalu ada juri yang menilai kinerja dari para pembicara. Oleh sebab itu, para pembicara harus paham apa yang diharapkan oleh juri dalam debat tersebut. Dengan mengetahui ekspektasi juri, para pembicara akan lebih mudah menentukan fokus dan gaya bahasa yang akan digunakan dalam debat.
  3. Berlatih dengan baik. Sebelum mengikuti ajang debat, para pembicara harus cukup berlatih. Dalam latihan, para pembicara harus menguasai seluruh topik yang akan dibahas, mengasah kemampuan berbicara, dan membuat argumen yang kuat. Dengan berlatih dengan baik, para pembicara dapat memperlihatkan kinerja terbaik mereka di dalam debat.
  4. Menggunakan bahasa tubuh yang baik. Saat mengemukakan suatu argumen, pembicara juga harus memperhatikan bahasa tubuhnya. Bahasa tubuh yang baik dapat mempengaruhi orang yang mendengarkan. Dalam hal ini, para pembicara harus memperhatikan gerakan tangan, pose tubuh, dan ekspresi wajah saat berbicara.
  5. Menjaga emosi. Seorang pembicara harus dapat mempertahankan argumen mereka tanpa emosional. Ketenangan emosi akan membuat para pembicara lebih berkonsentrasi saat mencari kelemahan argumen dari pihak lawan dan membalas mereka dengan argumen yang lebih kuat.

Dalam menjalankan tugas sebagai pembicara dalam debat, kita harus melihat strategi terbaik agar performa pembicara dapat lebih baik dan maksimal. Penting juga untuk memahami apa saja ekspektasi juri yang akan menilai kita nantinya. Oleh karena itu, persiapkan diri sesuai dengan yang dijelaskan di atas sehingga kita bisa tampil optimal di dalam debat.

Demikian Penjelasan dari pakguru.co.id, terima kasih sudah membaca.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *