Sudut pandang pengarang adalah cara penulis menceritakan sebuah kisah dengan menentukan sudut pandangnya. Sudut pandang pengarang dalam teks cerita atau narasi di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.
Sudut pandang orang pertama ditulis dalam bentuk pengalaman langsung dari tokoh utama cerita. Pengarang menggunakan kata “aku” atau “saya” sebagai penutur cerita untuk menggambarkan pikiran, perasaan, dan tindakan tokoh utama. Pembaca akan merasa lebih dekat dengan tokoh utama karena pengalaman yang diceritakan terasa seperti milik kita sendiri.
Sudut pandang orang kedua menggunakan kata “kamu” sebagai penutur cerita yang mengacu pada tokoh utama dalam cerita. Cerita yang ditulis dengan sudut pandang orang kedua memberikan kesan bahwa pembaca adalah tokoh utama cerita. Pengarang akan menyampaikan petunjuk tentang tindakan, dan perasaan tokoh utama.
Sudut pandang orang ketiga menunjukkan cara pengarang menceritakan cerita dengan sudut pandang dari luar tokoh utama. Pengarang menggunakan kata “dia” atau “mereka” sebagai penutur cerita. Sudut pandang orang ketiga membuat pembaca melihat tokoh utama dari sudut pandang orang lain, dan dari berbagai sudut pandang yang ada.
Dalam menentukan sudut pandang cerita atau narasi, pengarang harus mempertimbangkan jalan cerita dan gaya bahasa yang digunakan. Pengarang juga perlu mempertimbangkan kesan dan alur cerita yang ingin dihasilkan. Dengan menggunakan sudut pandang yang tepat, pengarang dapat membangun kisah yang menarik dan menarik perhatian pembaca.
Fokus dan Tujuan Pengarang dalam Menulis Cerita
Setiap cerita atau narasi pasti memiliki sudut pandang masing-masing, tergantung dari pengarangnya. Sudut pandang yang digunakan dalam sebuah cerita sangat penting karena akan mempengaruhi cara pembaca memahami dan merasakan cerita tersebut. Sudut pandang juga dapat menunjukkan tujuan pengarang dalam menulis cerita.
Sudut pandang pengarang dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti “aku” atau “saya”. Sudut pandang ini membuat pembaca merasa seperti sedang menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Sudut pandang ini sering digunakan dalam cerita autobiografi atau memoir.
Sudut pandang orang kedua adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti “kamu” atau “anda”. Sudut pandang ini mengajak pembaca untuk meresapi cerita tersebut seakan-akan mereka sendiri yang mengalaminya. Sudut pandang ini sering digunakan dalam cerita interaktif atau gamebook.
Sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti “dia”, “mereka”, atau nama tokoh dalam cerita tersebut. Sudut pandang ini membuat pembaca menjadi pengamat dalam cerita dan melihat dari luar. Sudut pandang ini sering digunakan dalam cerita fiksi atau novel.
Tujuan pengarang dalam menulis cerita sangat beragam, tergantung dari jenis cerita dan sudut pandang yang digunakan. Pengarang dapat memiliki tujuan untuk menghibur pembaca, memberikan pesan moral, atau menggugah emosi pembaca. Sudut pandang pengarang dapat mempengaruhi cara pembaca meresapi cerita tersebut sehingga pengarang harus memilih jenis sudut pandang yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Jika pengarang ingin menghibur pembaca, maka cenderung menggunakan sudut pandang orang pertama atau orang ketiga. Dalam sudut pandang orang pertama, pengarang dapat mengajak pembaca untuk merasakan sensasi kehidupan tokoh utama dalam cerita. Sedangkan dalam sudut pandang orang ketiga, pengarang dapat menunjukkan perjalanan hidup tokoh utama dalam cerita.
Jika pengarang ingin memberikan pesan moral, maka cenderung menggunakan sudut pandang orang ketiga. Dalam sudut pandang ini, pengarang dapat menunjukkan konflik tokoh utama dalam cerita sehingga pembaca dapat belajar dari pengalaman tokoh tersebut.
Jika pengarang ingin menggugah emosi pembaca, maka cenderung menggunakan sudut pandang orang kedua atau orang ketiga. Dalam sudut pandang kedua, pengarang dapat membuat pembaca merasakan emosi yang dirasakan tokoh utama dalam cerita. Sedangkan dalam sudut pandang ketiga, pengarang dapat menunjukkan bagaimana keadaan atau kondisi tokoh dalam cerita sehingga pembaca dapat merasakan simpati atau empati terhadap tokoh tersebut.
Seiring dengan zaman dan perkembangan teknologi, pengarang juga harus menyesuaikan diri dengan jenis cerita yang disukai pembaca. Sudut pandang pengarang harus dapat mengikuti tren dan inovasi teknologi. Misalnya, cerita interaktif atau gamebook yang menggunakan sudut pandang orang kedua dan membuat pembaca dapat ikut serta dalam cerita tersebut.
Secara keseluruhan, sudut pandang pengarang dapat menentukan fokus dan tujuan sebuah cerita. Pengarang harus mampu memilih jenis sudut pandang yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan mempengaruhi cara pembaca meresapi cerita tersebut.
Berbagai Sudut Pandang Pengarang Dalam Menulis Narasi
Dalam menulis sebuah teks cerita atau narasi, pengarang memainkan peranan yang sangat penting. Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan karya tersebut adalah sudut pandang pengarang dalam menulis cerita. Sudut pandang pengarang adalah pandangan atau cara pandang pengarang dalam menulis sebuah cerita atau narasi. Berikut ini adalah beberapa sudut pandang pengarang dalam menulis narasi:
1. Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang yang memungkinkan pengarang untuk menceritakan kisah tersebut dalam sudut pandang dirinya sendiri. Kata “saya” digunakan sebagai kata ganti orang pertama dalam sudut pandang ini. Sudut pandang ini memberikan keleluasaan kepada pengarang untuk memasukkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi dalam cerita tersebut. Selain itu, sudut pandang orang pertama juga memberikan keaslian cerita tersebut, sehingga mampu membuat pembaca merasa seperti memasuki pikiran dan perasaan karakter dalam cerita tersebut.
2. Sudut Pandang Orang Kedua
Sudut pandang orang kedua adalah sudut pandang yang memungkinkan pengarang untuk menceritakan kisah tersebut dalam sudut pandang pembaca. Kata “kamu” digunakan sebagai kata ganti orang kedua dalam sudut pandang ini. Sudut pandang ini memberikan keleluasaan kepada pengarang untuk memasukkan pembaca dalam kisah tersebut, sehingga mampu membangun koneksi yang lebih kuat antara pengarang dan pembaca. Sudut pandang orang kedua sering kali digunakan dalam penulisan surat atau tulisan-tulisan yang ditujukan langsung kepada pembaca.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang yang memungkinkan pengarang menceritakan kisah tersebut dari sudut pandang karakter dalam cerita. Kata “dia” atau “mereka” digunakan sebagai kata ganti orang ketiga dalam sudut pandang ini. Sudut pandang orang ketiga memberikan keleluasaan kepada pengarang untuk memberikan deskripsi dan melukiskan karakter, adegan, dan tempat secara lebih objektif. Sudut pandang ini memberikan kejelasan dan kestabilan pada cerita dan memberikan kesan bahwa cerita tersebut ada di luar kepribadian pengarang atau pembaca.
Sudut pandang pengarang dalam menulis cerita sangat penting karena dapat memberikan kesan berbeda pada pembaca. Hal tersebut dapat mempengaruhi pengalaman membaca dan menentukan susunan cerita. Dalam menulis, pengarang harus mempertimbangkan sudut pandang yang paling efektif dalam menyampaikan cerita yang ingin disampaikannya.
Keunggulan dan Kekurangan Sudut Pandang Tertentu dalam Cerita
Sudut pandang pengarang merupakan sudut pandang yang menjadi bagian penting dalam proses penulisan sebuah cerita atau narasi. Melalui sudut pandang pengarang, pembaca dapat mengetahui dan memahami alur cerita dan pemikiran karakter. Sudut pandang pengarang juga dapat memperlihatkan beragam keunggulan dan kekurangan yang dimilikinya, tergantung pada jenis sudut pandang yang digunakan.
Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama dalam sebuah cerita, seperti halnya seorang pengarang yang menggunakan kata “saya” atau “aku”. Keuntungan menggunakan sudut pandang orang pertama adalah membuat pembaca merasa ikut terlibat dalam cerita sebagai seorang karakter. Pembaca dapat meresapi perasaan, pemikiran, perjuangan, dan pengalaman dari karakter. Namun, kelemahan dari sudut pandang ini adalah pembaca hanya mendapatkan informasi yang diperoleh dari pengalaman atau pandangan pribadi karakter dan terbatas pada apa yang karakter rasakan dan alami. Karakter lain dalam cerita dapat menjadi hambar karena kurangnya akses ke pemikiran dan perasaan orang lain.
Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga, seperti halnya seorang pengarang yang menggunakan kata “dia”, “mereka”, atau “ia”. Keuntungan dari sudut pandang orang ketiga adalah membuat pembaca lebih mudah untuk mengikuti jalan cerita dan penjelasan yang tepat dan akurat tentang karakter dan latar belakang cerita. Pembaca dapat mengetahui lebih banyak informasi tentang dunia dan kejadian di sekitar karakter. Namun, kelemahan dari sudut pandang ini adalah membuat jarak antara pembaca dan karakter. Karakter tidak terasa hidup, dan perasaan serta pemikiran mereka hanya dapat dipahami dari jarak yang jauh dan sudut pandang pengarang.
Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas
Sudut pandang orang ketiga terbatas, seperti halnya seorang pengarang yang menggunakan kata “dia” atau “mereka”, namun fokus pada sudut pandang cerita dari seorang karakter saja, Kadang-kadang sudut pandang ini disebut sudut pandang kamera, di mana pengarang menangkap sudut pandang cerita seperti melalui lensa kamera. Keuntungan dari sudut pandang orang ketiga terbatas adalah menjaga hubungan emosional antara pembaca dan karakter, sekaligus memberikan informasi yang lebih terinci tentang karakter seperti halnya sudut pandang orang pertama. Pembaca dapat memahami karakter dan situasi dengan lebih baik, namun masih jarak yang dekat dan pengarang masih bisa mengarahkan story atau arah cerita. Meskipun begitu, kelemahan dari sudut pandang ini adalah pembaca hanya memperoleh informasi dari satu sudut pandang. Jika karakter tersebut membuat kesalahan atau menyembunyikan sesuatu dari pembaca, maka informasi yang didapat pembaca menjadi terbatas atau salah.
Sudut Pandang Gawang
Sudut pandang gawang adalah suatu sudut pandang pengarang yang menunjukkan seluruh cerita yang terjadi, meliputi pemikiran dan perasaan semua karakter di dalamnya. Keuntungan dari sudut pandang gawang adalah membantu pembaca lebih cepat memahami cerita karena dapat langsung melihat semua aspek pemikiran dan perasaan tanggal yang ada dalam cerita. Pembaca juga tidak perlu kecewa dengan informasi yang tidak diberikan oleh satu sudut pandang tertentu. Namun, kelemahan dari sudut pandang ini adalah membuat pembaca memiliki jarak yang sangat besar dengan karakter. Hal ini bisa menghilangkan empati pembaca terhadap karakter, dan kebersihan dan kepercayaan yang mengikuti orang pertama atau orang ketiga terbatas tidak terdapat kadang pada gawang pandang.
Mempertajam Sudut Pandang untuk Meningkatkan Kualitas Cerita
Sudut pandang pengarang dalam sebuah cerita atau narasi sangat penting untuk menentukan kualitas dan kesuksesan dari karya tersebut. Sudut pandang pengarang dapat mempengaruhi cara pembaca menangkap dan memahami kisah yang disampaikan. Oleh karena itu, pengarang harus mempertajam sudut pandang agar cerita yang ditulis semakin menarik dan mengalir dengan lancar.
Berikut merupakan beberapa cara untuk mempertajam sudut pandang pengarang dalam teks cerita atau narasi:
1. Mengenal Karakter dengan Baik
Sebuah cerita cerpen atau novel memiliki banyak karakter yang terlibat dalam alur cerita. Oleh karena itu, sebagai penulis, Anda harus mengenal karakter-karakter tersebut dengan baik. Dengan mengenal karakter yang dimaksud, penulis dapat memahami perasaan dan pikiran yang mendalam mereka. Selain itu, dengan mengenal karakter dengan baik, dapat membantu mempertajam sudut pandang pengarang sehingga penulis lebih mudah menentukan sudut pandang yang tepat untuk setiap karakter yang terlibat dalam cerita.
2. Menentukan Sudut Pandang yang Sesuai
Setelah mengenal karakter-karakter yang ada dalam cerita, penulis harus menentukan sudut pandang yang tepat. Sudut pandang mampu mengubah keseluruhan cerita dan memengaruhi cara pembaca memahami alur cerita. Ada beberapa jenis sudut pandang yang bisa digunakan, yaitu sudut pandang orang pertama, atau sudut pandang orang ketiga. Untuk sudut pandang orang pertama, penulis berbicara dari perspektif karakter itu sendiri. Sedangkan untuk sudut pandang orang ketiga, penulis berbicara dari perspektif pengamat atau orang ketiga. Memahami jenis sudut pandang yang ada akan membantu menentukan sudut pandang yang sesuai dengan alur cerita, sekaligus mempertajam sudut pandang pengarang.
3. Perhatikan Tuturan Bahasa Saat Menggunakan Sudut Pandang
Ketika menentukan jenis sudut pandang yang diinginkan, perlu diperhatikan juga bahasa yang digunakan. Pembaca pasti akan memperhatikan kosa kata yang digunakan oleh penulis. Oleh karena itu, jenis bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan karakter dan sudut pandang yang dipilih. Misalnya, jika karakter dalam cerita berasal dari kalangan masyarakat biasa, sebaiknya penulis menggunakan bahasa sederhana yang lebih mudah dipahami oleh pembaca. Hal ini dapat membuat cerita menjadi lebih memikat dan menyentuh hati pembaca.
4. Fokus pada Tujuan Cerita
Penulis harus mengetahui tujuan cerita sebelum memilih sudut pandang yang tepat. Sudut pandang bisa membantu cerita mencapai tujuannya, yang bisa berupa memberi pesan moral, hiburan, atau menarik perhatian pembaca. Jika cerita memiliki tujuan yang jelas, penulis dapat mempertajam sudut pandang pengarang yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
5. Jangan Takut untuk Berpindah Sudut Pandang
Penulis tentunya bisa memilih sudut pandang tertentu dalam satu adegan, dan kemudian di adegan berikutnya beralih ke sudut pandang yang berbeda. Pemilihan jenis sudut pandang harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan cerita. Jangan takut untuk berpindah sudut pandang jika itu perlu, terutama untuk memperluas pandangan pembaca tentang cerita yang Anda tulis.
Tidak ada aturan baku dalam mempertajam sudut pandang pengarang dalam teks cerita atau narasi. Yang harus dilakukan adalah mengamati karakter, memilih sudut pandang yang tepat, menggunakan bahasa yang tepat, dan fokus pada tujuan cerita. Secara keseluruhan, mempertajam sudut pandang pengarang membantu menambah kualitas dan menarik pembaca pada setiap kali membaca karya penulis.