Pada dasarnya, perubahan lingkungan adalah suatu hal yang alami terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, beberapa faktor penyebab perubahan lingkungan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas Gunung Berapi: Indonesia memiliki lebih dari 100 gunung berapi aktif. Aktivitas gunung berapi bisa menyebabkan perubahan lingkungan seperti longsor, banjir, dan erupsi vulkanik yang bisa mempengaruhi iklim dan lingkungan di sekitarnya.
2. Gempa Bumi: Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami. Aktivitas gempa bumi dan tsunami juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan seperti tanah longsor, penurunan permukaan tanah, dan kehancuran terumbu karang.
3. Cuaca Ekstrem: Indonesia juga sering mengalami cuaca yang ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis. Cuaca ekstrem ini dapat mempengaruhi ekosistem, ketersediaan air, dan tanah.
4. Perubahan Iklim: Perubahan iklim global juga berdampak pada lingkungan di Indonesia. Peningkatan suhu dan penurunan curah hujan dapat mengubah pola tanam dan ketersediaan air, serta mengakibatkan kekeringan dan bencana alam.
Dalam mempertahankan lingkungan di Indonesia, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi dampak dari faktor-faktor di atas, serta mengkonservasi dan memelihara ekosistem dan sumber daya alam yang ada.
Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah masalah global yang sepertinya sudah tidak bisa lagi dihindari. Memang, perubahan iklim terjadi secara alami dan sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu, tetapi seiring dengan perkembangan industry dan aktivitas manusia yang semakin meningkat, perubahan iklim semakin menjadi-jadi dan berdampak buruk pada kehidupan manusia. Beberapa faktor penyebab perubahan iklim di Indonesia antara lain:
1. Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida adalah gas yang berperan dalam menjaga kestabilan suhu bumi. Namun, aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, pemakaian bahan kimia dalam industri, dan lain-lain mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Emisi ini menyebabkan jumlah karbon dioksida di atmosfer semakin meningkat, sehingga suhu bumi semakin naik dan mengakibatkan perubahan iklim.
Di Indonesia, peningkatan emisi gas rumah kaca terutama berasal dari sektor transportasi dan industri, serta pembakaran limbah. Kendaraan bermotor menghasilkan karbon monoksida dan hidrokarbon yang merupakan gas rumah kaca. Industri juga menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah yang besar, baik dalam proses produksi maupun pengolahan limbah yang dihasilkan. Pemakaian air conditioner dan refrigerasi juga menghasilkan gas yang bernama chlorofluorocarbon (CFC) yang memiliki potensi untuk merusak lapisan ozon.
Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan memperbanyak penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga angin, memperbanyak dan mengubah pola transportasi, serta menjalankan proses produksi dengan lebih efisien. Selain itu juga perlu dilakukan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca dalam aktivitas sehari-hari.
Aktivitas Tanah dan Batuan
Indonesia adalah negara yang terletak di wilayah Cincin Api Pasifik dan memiliki banyak gunung berapi aktif. Aktivitas gunung berapi sangat mempengaruhi perubahan lingkungan di Indonesia. Seringkali terjadi erupsi yang menimbulkan lahar dan abu vulkanik, yang dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Tidak hanya itu, aktivitas gunung berapi juga dapat menyebabkan gempa bumi dan tsunami. Tahun 2018 lalu, gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah membuat korban jiwa hingga ratusan orang.
Tidak hanya aktivitas gunung berapi, namun juga aktivitas tektonik dapat mempengaruhi perubahan lingkungan di Indonesia. Indonesia berada di wilayah yang disebut sebagai “Ring of Fire” atau “Cincin Api Pasifik”. Di wilayah ini, terdapat lempeng tektonik yang saling bertabrakan sehingga dapat menyebabkan gempa bumi dan tsunami. Tahun 2004 lalu, tsunami besar yang disebabkan oleh gempa bumi menghantam Aceh dan menewaskan lebih dari 200.000 orang.
Selain itu, erosi juga merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan di Indonesia. Erosi pada tanah dan batuan dapat disebabkan oleh terjadinya banjir, longsor, atau meluapnya sungai. Erosi tersebut dapat menghilangkan lapisan tanah subur yang dibutuhkan untuk pertanian. Hal ini sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia yang bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Di Indonesia, juga terdapat aktivitas tanah dan batuan yang berasal dari kegiatan geotermal. Geotermal adalah energi yang dihasilkan dari panas bumi. Kegiatan ini dapat merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu contohnya adalah di daerah Kamojang, Jawa Barat. Di sana terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah beroperasi sejak tahun 1982. Namun, kegiatan eksploitasi panas bumi dari PLTP terbukti telah merusak ekosistem di sekitar daerah tersebut.
Hal lain yang dapat mempengaruhi perubahan lingkungan akibat aktivitas tanah dan batuan di Indonesia adalah letusan Gunung Merapi. Gunung Merapi seringkali meletus dan menyebabkan lahar. Lahar adalah bencana alam yang disebabkan oleh material vulkanik yang meluncur di sisi gunung yang curam ketika gunung sedang meletus atau terjadi hujan. Letusan gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 lalu sangat merusak lingkungan dan membahayakan masyarakat di sekitar daerah Merapi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas tanah dan batuan memiliki peran penting dalam mempengaruhi perubahan lingkungan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari dan berkelanjutan.