Understanding the Function of Prefix “Ter” in Indonesian Language

The prefix “Ter” is used to express a state or condition that is not intentional or voluntary. It is commonly added to verbs, adjectives, or nouns to create new words that indicate an accidental or passive action. Here are some examples of how “Ter” is used in Indonesian language:

1. Verb Prefix

– Kata (Speak) -> Terkata-kata (Uttered without thinking)
– Bakar (Burn) -> Terbakar (Accidentally burned)
– Tenggelam (Sink) -> Tenggelamnya (Its sinking)

2. Adjective Prefix

-kenal (Familiar) -> Terkenal (Well-known)
-asah (Sharp) -> Terasah (Felt)
-ampil (Evident) -> Terampil (Skillful)

3. Noun Prefix

-an (Sign) -> Terusan (Canal)
-atau (Choice) -> Terpilih (Chosen)
-angkan (Drop) -> Tergugur (Fallen off)

In conclusion, the prefix “Ter” plays an important role in strengthening the meaning of words in Indonesian language. By understanding its function, we can communicate better and create new words that represent the accidental or passive action more accurately.

Pengertian Imbuhan


Pengertian Imbuhan

Imbuhan adalah bagian dari suku kata yang digunakan untuk membuat kata-kata baru dari kata dasar. Imbuhan dapat memberikan informasi tambahan mengenai makna, fungsi, dan jenis kata dari kata dasar. Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa imbuhan seperti awalan (prefix), akhiran (suffix), sisipan (infix), dan konfiks (prefix dan suffix).

Awalan adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata dasar. Awalan dapat mengubah makna kata dasar menjadi lebih spesifik atau lebih umum. Contoh penggunaan awalan dalam kalimat adalah:

  • Anti-: anti perokok (orang yang menentang kebiasaan merokok)
  • Bi-: bilinguisme (kemampuan menggunakan dua bahasa)
  • Di-: dijalankan (dilakukan)
  • Eks-: eksklusif (terbatas pada suatu kelompok atau golongan tertentu)
  • Meng-: mengeluarkan (menarik keluar)

Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan di belakang kata dasar. Akhiran dapat memberikan informasi tentang bentuk kata, jenis kata, atau tenses. Contoh penggunaan akhiran dalam kalimat adalah:

  • -an: pertunjukan (aksi atau kegiatan pertunjukannya)
  • -asi: identifikasi (proses mengidentifikasi)
  • -kan: patut dikerjakan (sangat wajar dikerjakan)
  • -i: kecilkan (membuat kecil)
  • -kan: berenangkan (membiarkan berenang)

Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di antara dua suku kata kata dasar. Sisipan dapat mengubah makna kata dasar atau memperjelas makna kata tersebut. Contoh penggunaan sisipan dalam kalimat adalah:

  • -el-: selamat (terhindar dari bahaya)
  • -er-: terasa (menimbulkan perasaan)
  • -em-: emansipasi (membebaskan diri dari ketergantungan)
  • -in-: inovatif (berinisiatif membuat hal baru)
  • -ke-: kepercayaan (kepercayaan terhadap seseorang atau sesuatu)

Konfiks merupakan gabungan dari awalan dan akhiran pada kata dasar. Konfiks biasanya digunakan untuk membentuk kata kerja atau kata benda. Contoh penggunaan konfiks dalam kalimat adalah:

  • Membatik: membuat pola pada kain dengan menggunakan lilin
  • Mengaji: membaca Al-Quran atau kitab suci lainnya
  • Memeriksa: mengecek atau menguji sesuatu
  • Mengecat: melukis atau mengecat permukaan suatu benda
  • Pembacaan: tindakan membaca atau hasil proses membaca

Dalam penggunaan imbuhan, kita perlu memperhatikan aturan penggunaannya agar kata menjadi benar dan mudah dipahami. Ketidakcocokan dalam penggunaan imbuhan dapat mengubah makna kata atau bahkan membuat kata menjadi tidak bermakna sama sekali. Oleh karena itu, kita harus terus belajar dan berlatih mengenai penggunaan imbuhan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia kita.

Fungsi Awalan (Prefiks)


Fungsi Awalan Prefiks

Awalan atau prefiks adalah imbuhan yang diletakkan pada awal kata. Fungsi awalan atau prefiks ini adalah untuk mengubah makna kata tersebut menjadi kata yang baru. Biasanya, awalan ini dipakai untuk mengubah arti kata benda menjadi kata kerja atau sebaliknya, dan juga untuk menambahkan makna lain pada kata tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh kata dengan awalan (prefiks) di dalamnya:

  1. Berdansa
  2. Bernyanyi
  3. Belajar
  4. Membaca
  5. Merokok
  6. Perempuan
  7. Permainan
  8. Penjual
  9. Pengadilan
  10. Pembicaraan

Berikut adalah beberapa fungsi awalan pada kosakata bahasa Indonesia:

1. Membentuk kata kerja dari kata benda

Awalan me

Awalan “me-” biasanya digunakan untuk membentuk kata kerja dari kata benda, misalnya:

  • Meja (kata benda) menjadi mejalankan (kata kerja)
  • Buku (kata benda) menjadi membaca (kata kerja)
  • Pisau (kata benda) menjadi memotong (kata kerja)
  • Minum (kata benda) menjadi meminum (kata kerja)
  • Mandi (kata benda) menjadi memandikan (kata kerja)

2. Memberikan kata sifat pada kata benda

Awalan ter

Awalan “ter-” biasanya digunakan untuk memberikan kata sifat pada kata benda, misalnya:

  • Bangunan (kata benda) menjadi terlihat megah (kata sifat)
  • Pintu (kata benda) menjadi tertutup rapat (kata sifat)
  • Bunga (kata benda) menjadi terlihat indah (kata sifat)
  • Anjing (kata benda) menjadi terlatih (kata sifat)
  • Orang (kata benda) menjadi terkenal (kata sifat)

3. Memperlihatkan kemampuan seseorang atau sesuatu

Awalan mampu

Awalan “mampu-” biasanya digunakan untuk memperlihatkan kemampuan seseorang atau sesuatu, misalnya:

  • Mengajar (kata kerja) menjadi mampu mengajar dengan baik (kata sifat)
  • Membaca (kata kerja) menjadi mampu membaca buku tebal dalam waktu singkat (kata sifat)
  • Berlari (kata kerja) menjadi mampu berlari jauh tanpa henti (kata sifat)
  • Bernafas (kata kerja) menjadi mampu bernafas dalam air (kata sifat)
  • Melukis (kata kerja) menjadi mampu melukis lukisan indah (kata sifat)

Awalan atau prefiks memang sangat berperan dalam pembentukan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Penggunaannya yang tepat akan membuat kalimat lebih padat dan efektif, sehingga makna yang ingin disampaikan bisa lebih mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Fungsi Akhiran (Sufiks)


Akhiran

Bahasa Indonesia memiliki akhiran yang digunakan untuk merubah jenis kata dan memberikan informasi yang lebih spesifik pada kalimat. Akhiran atau sufiks biasanya ditemukan pada akhir kata dan berfungsi untuk mengubah bentuk kata induk. Berikut adalah beberapa fungsi yang di miliki oleh akhiran :

1. Fungsi Penunjuk Gender

Gender icon

Sufiks –i dan –a digunakan untuk menunjukkan gender pada kata-kata benda dalam bahasa Indonesia. Sufiks –i biasanya digunakan untuk menyatakan bentuk maskulin, sedangkan sufiks –a untuk menyatakan bentuk feminin. Contoh kalimatnya :

Bapak ini murid baru-i di kelas kami

Ibu itu seorang guru-a bahasa inggris

2. Fungsi Penunjuk Kepemilikan

Ownership icon

Sufiks –nya digunakan untuk menunjukkan kepemilikan seseorang atau sesuatu terhadap sesuatu yang lain. Contoh kalimatnya :

Buku itu miliknya Ana

Rumah miliknya Pak Bayu di Jalan Kelapa dua

3. Fungsi Penunjuk Bilangan

Number icon

Sufiks –an digunakan untuk menunjukkan jumlah atau bilangan dari suatu benda dalam bahasa Indonesia. Contoh kalimatnya :

Di dalam kotak itu terdapat kelereng 17-an

Makam itu terletak di kawasan Kebun Raya Bogor

4. Fungsi Penunjuk Kualitas

Quality icon

Sufiks –is, –ik, –il dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menunjukkan kualitas dan sifat yang dimiliki oleh suatu benda atau orang. Contoh kalimatnya :

Peternakan ayam ini menghasilkan telur yang bergizi

Gunting ini bersih-kan sisa-sisa perekat

Dari penjelasan diatas, kita bisa mengetahui bahwa akhiran atau sufiks memegang peranan penting dalam membentuk kata-kata yang lebih spesifik dan lebih mudah dimengerti dalam bahasa Indonesia. Selalu perhatikan akhiran pada suatu kata ketika sedang belajar bahasa Indonesia. Dengan begitu, kamu dapat menghindari kesalahan dalam penggunaan kata dan bisa lebih mahir dalam berbahasa sehari-hari.

Fungsi Kedua-duanya (Infiks)


imbuhan ter contoh

Imbuhan ter adalah imbuhan infix yang ditempatkan di tengah kata. Imbuhan ini tidak sama seperti imbuhan awalan dan akhiran yang terletak di awal atau akhir suatu kata. Imbuhan ter digunakan dalam bahasa Indonesia untuk mengubah arti kata. Imbuhan ini tidak digunakan dalam bahasa lain seperti bahasa Inggris atau bahasa Mandarin. Untuk lebih memahami fungsi imbuhan ter, berikut adalah penjelasan berikut ini:

1. Menunjukkan urutan waktu atau urutan nomor

nomor contoh

Imbuhan ter digunakan untuk menunjukkan urutan waktu atau urutan nomor. Contoh kata yang menggunakan imbuhan ter dalam hal ini adalah “pertama”, “kedua”, “ketiga”, dan seterusnya. Contoh kalimatnya:

– “Belajar matematika itu mudah jika kita mempelajarinya dengan cara yang teratur dan terus-menerus. Sebab itu, saya menekankan kepada anak murid saya untuk berlatih terus menerus untuk memahami soal-soal matematika tersebut. Dalam latihan, biasanya akan ada beberapa soal yang membutuhkan urutan angka. Oleh sebab itu, anak-anak perlu di ajarkan bagaimana menggunakan nomor urut tersebut yaitu Pertama, Kedua, Ketiga dan lainnya, agar mudah untuk membedakan urutan jawaban pada soal-soal tersebut.”

2. Menunjukkan keadaan yang tidak biasa

keadaan contoh

Imbuhan ter juga digunakan untuk menunjukkan keadaan yang tidak biasa, yaitu keadaan yang tidak normal atau keadaan yang di luar biasa. Contoh kata yang menggunakan imbuhan ter dalam hal ini adalah “tersembunyi”, “tersirat”, dan “terlalu”. Contoh kalimatnya:

– “Kejadian tersebut terjadi di pagi hari saat para komunitas peduli lingkungan sedang mengadakan pembersihan angkutan umum. Kegiatan tersebut dilakukan demi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan membersihkan sampah yang terlihat, tapi tidak terlihat juga banyak sampah yang tersembunyi di dalam jok dan celah.”

3. Menunjukkan keadaan yang sedang terjadi

sedang contoh

Imbuhan ter juga digunakan untuk menunjukkan keadaan yang sedang terjadi. Contohnya adalah “tertarik”, “terlambat”, dan “terlihat”. Contoh kalimatnya:

– “Siswa sedang terlihat sibuk menyelesaikan tugasnya. Sebagian dari mereka mengerjakan tugas kelompok sementara sebagian dari mereka fokus mengerjakan tugas individu. Meski sedang menyelesaikan tugas, di dalam kelas terdengar suara orang sedang ngobrol. Kondisi ini tentunya tidak baik untuk suasana belajar. Oleh sebab itu, saya sebagai guru langsung menegur mereka agar suasana belajar tetap kondusif.”

4. Menunjukkan keadaan pasif

pasif contoh

Imbuhan ter juga digunakan untuk menunjukkan keadaan pasif. Contohnya adalah “terbangun”, “terjemukan”, dan “tercekik”. Contoh kalimatnya:

– “Ketika Tika berada di tengah kerumunan orang yang ramai, dia tiba-tiba merasa sesak dan sulit bernapas. Ia mengalami kejadian yang sering disebut tercekik. Namun, berkat bantuan orang yang berada di sekitarnya, Tika berhasil selamat dari keadaan bahaya tersebut.”

5. Menunjukkan keadaan yang telah selesai

selesai contoh

Imbuhan ter juga digunakan untuk menunjukkan keadaan yang telah selesai. Contohnya adalah “terkunci”, “terhapus”, dan “terpasang”. Contoh kalimatnya:

– “Ibunda Widyo menegur Widyo karena lupa mengunci pintu rumah sebelum pergi dan menimbulkan kerugian. Sebuah kejadian yang tidak terduga membuat orang-orang yang lewat di depan rumah tahu bahwa rumah tersebut sedang kosong. Akibatnya, beberapa barang berharga di dalam rumah hilang dicuri. Ibunda Widyo kemudian menasehati Widyo agar tidak lupa untuk mengunci pintu agar keadaan seperti ini tidak terjadi lagi.”

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa imbuhan ter memanglah cukup rumit. Namun tidak dengan berlatih dan memahaminya, kita bisa menggunakannya dengan mudah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *