Penulisan kerangka atau outline adalah langkah penting dalam pembuatan sebuah tulisan, baik itu untuk tugas akademis, jurnal, laporan, maupun artikel. Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua cara penulisan kerangka yang umum digunakan.
1. Kerangka Indentasi
Cara pertama adalah dengan menggunakan kerangka indentasi. Kerangka ini dibuat dengan cara memberikan jarak pada awal kalimat setiap sub bab atau sub bagian. Semakin dalam level sub bab, maka semakin jauh jarak awal kalimatnya dari batas kiri dokumen. Dalam kerangka indentasi juga wajib diberikan tanda titik maupun angka untuk membedakan setiap level sub bab.
Berikut adalah contoh penulisan kerangka indentasi:
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 2. Pembahasan 2.1 Bab 1: Sejarah Peradaban Indonesia 2.1.1 Zaman Prasejarah 2.1.2 Zaman Hindu-Budha 2.2 Bab 2: Budaya Indonesia 2.2.1 Busana Adat 2.2.2 Tarian Tradisional 3. Kesimpulan
2. Kerangka Decimal
Cara kedua adalah dengan menggunakan kerangka decimal. Kerangka ini adalah cara yang lebih sederhana daripada kerangka indentasi, karena hanya menggunakan angka untuk menandai setiap level sub bab. Level sub bab ditandai dengan angka yang menggunakan numeral desimal, dengan sub bab pertama berada pada level 1.0, kemudian sub bab selanjutnya akan menjadi level 2.0, 3.0, dan seterusnya.
Berikut adalah contoh penulisan kerangka decimal:
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 2. Pembahasan 2.1 Bab 1: Sejarah Peradaban Indonesia 2.1.1 Zaman Prasejarah 2.1.2 Zaman Hindu-Budha 2.2 Bab 2: Budaya Indonesia 2.2.1 Busana Adat 2.2.2 Tarian Tradisional 3. Kesimpulan
Kedua cara penulisan kerangka ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi penulis. Namun, yang terpenting adalah memastikan setiap sub bagian saling berkaitan dan mengikuti struktur secara logis untuk memudahkan pembaca memahami tulisan yang dibuat.
Pengertian Kerangka Penulisan
Kerangka penulisan adalah sebuah struktur atau susunan kata dan kalimat yang dapat membantu penulis dalam menyusun tulisannya. Dengan adanya kerangka penulisan, penulis dapat mengatur ide dan gagasan yang dimiliki sehingga tulisannya dapat memiliki urutan yang teratur dan terstruktur.
Dalam menyusun kerangka penulisan, terdapat 2 cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Kerangka Berpola
Kerangka berpola adalah kerangka penulisan yang dibangun dengan membuat pola atau kerangka terlebih dahulu sebelum penulis mengisi dengan kata-kata. Pola bisa dibuat dengan menentukan susunan poin dan informasi yang ingin disampaikan dalam tulisan. Pola ini nantinya akan digunakan sebagai panduan dalam menuliskan tulisan secara keseluruhan.
Contoh penggunaan kerangka berpola:
1. Pembuka
2. Pendahuluan yang menjelaskan topik
3. Penjelasan poin pertama
4. Penjelasan poin kedua
5. Penjelasan poin ketiga
6. Kesimpulan
7. Penutup
Kerangka penulisan seperti ini cocok digunakan ketika penulis sudah memiliki banyak informasi terkait topik dan ingin merangkumnya agar tulisan lebih mudah dipahami oleh pembaca.
2. Kerangka Berbentuk Diagram
Kerangka berbentuk diagram adalah kerangka penulisan yang dibuat dengan membentuk diagram atau visualisasi terlebih dahulu. Visualisasi yang dibuat biasanya berupa peta konsep atau mindmap yang akan membantu penulis dalam mengembangkan ide dan gagasannya.
Contoh penggunaan kerangka berbentuk diagram:
1. Pembuka
2. Topik
a) Subtopik 1
b) Subtopik 2
c) Subtopik 3
i. Sub-subtopik 1
ii. Sub-subtopik 2
3. Kesimpulan
4. Penutup
Kerangka penulisan seperti ini umum digunakan ketika penulis belum memiliki banyak informasi terkait topik dan masih dalam tahap brainstorming.
Dalam mengaplikasikan kedua cara tersebut, penulis harus memilih cara yang tepat sesuai dengan kebutuhan tulisannya. Kerangka penulisan yang terstruktur akan memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan dan juga meningkatkan kualitas tulisan itu sendiri.
Keutamaan Kerangka Penulisan
Kerangka penulisan adalah tulang punggung dari sebuah karya tulis, seperti surat, laporan, artikel, dan lain-lain. Anda dapat membayangkan kerangka penulisan sebagai sebuah rangkaian gambar, yang diperlukan untuk menggambarkan saluran pemikiran dan ide-ide Anda. Dalam banyak kasus, terdapat dua cara penulisan kerangka yang paling efektif di Indonesia.
Cara Penulisan Linear
Cara penulisan linear adalah cara yang paling umum dan mudah untuk diikuti. Artinya, Anda mulai menulis dari awal hingga akhir, dengan urutan yang terstruktur. Cara ini selalu dijadikan pilihan karena mudah diikuti dan cepat untuk menyelesaikan karya tulis. Biasanya, penulis mulai dari memperkenalkan judul atau topik utama dari karya tulis, dilanjutkan dengan menjelaskan atau memaparkan tentang topik tersebut, dan terakhir penulis menyimpulkan hasil atau menawarkan solusi. Cara penulisan ini sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan kerangka yang mudah diikuti dan jelas.
Contoh penggunaan cara penulisan linear ini dapat diterapkan pada penulisan laporan. Misalnya, Anda adalah seorang guru yang harus menulis laporan mingguan tentang perkembangan siswa. Anda dapat menggunakan kerangka penulisan yang mencakup hal-hal berikut: perkenalan siswa, laporan singkat tentang kemajuan siswa, dan penilaian atau rekomendasi yang diperlukan untuk siswa tersebut. Dengan menggunakan cara penulisan linear, Anda dapat mengembangkan laporan pengamatan siswa dengan mudah dan efisien.
Cara Penulisan Non-Linear
Cara penulisan non-linear dikenal sebagai cara yang lebih bebas dalam membuat kerangka penulisan. Dalam hal ini, ada kemungkinan penulis mulai menulis dari bagian tengah dan kemudian meluas ke bagian awal atau akhir. Cara penulisan ini sangat bermanfaat bagi penulis yang tidak ingin dibatasi oleh kerangka yang ketat. Non-linear juga membuat kerangka penulisan lebih fleksibel dan mudah beradaptasi sesuai dengan kebutuhan penulis. Namun, cara ini lebih sulit untuk diikuti daripada penulisan linear dan membutuhkan perencanaan yang lebih matang sebelum memulainya.
Contoh penggunaan cara penulisan non-linear adalah dalam penulisan naskah film atau skenario. Sebuah naskah film dapat berisi adegan-adegan yang terpisah, namun masih terhubung satu sama lain. Sebagai penulis, Anda dapat membuat kerangka penulisan berdasarkan tema utama atau karakter dalam cerita. Anda dapat juga menampilkan bagian-bagian cerita terlebih dahulu sebelum membangun cerita secara keseluruhan. Cara penulisan ini akan lebih efektif jika Anda merencanakan konsep naskah dengan baik sebelum menulisnya.
Tidak peduli jenis kerangka penulisan apa yang Anda gunakan, kedua cara tersebut memiliki keutamaan tersendiri. Penggunaan cara penulisan linear atau non-linear akan tergantung pada jenis karya tulis, kebutuhan atau gaya penulis, dan tujuan akhir dari karya tulis tersebut. Namun, yang pasti, kerangka penulisan akan memudahkan pembaca dalam memahami isi dari karya tulis yang Anda buat.
Cara-Cara Penulisan Kerangka
Penulisan kerangka atau outline adalah langkah penting dalam membuat sebuah tulisan. Dengan membuat kerangka, kamu akan dapat memperjelas arah dan tujuan tulisan yang ingin kamu buat. Selain itu, kerangka juga dapat membantu kamu dalam membuat tulisan menjadi lebih mudah dipahami. Di Indonesia, terdapat dua cara penulisan kerangka yang biasa digunakan, yaitu:
1. Cara Penulisan Kerangka Berdasarkan Jenis
Cara pertama adalah dengan membuat kerangka berdasarkan jenis tulisan yang ingin kamu buat. Misalnya, jika kamu ingin membuat karangan narasi, karangan argumentasi, atau karangan deskripsi maka kerangka yang harus kamu buat pun akan berbeda-beda.
Untuk membuat kerangka berdasarkan jenis tulisan, kamu harus mengidentifikasi karakteristik dari setiap jenis tulisan. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah dalam membuat kerangka dan mempraktekan teknik penulisan yang sesuai dengan jenis tulisan yang kamu buat.
Sebagai contoh, jika kamu ingin membuat karangan narrative maka kerangka yang harus kamu buat adalah memuat unsur-unsur yang membangun sebuah cerita. Yakni meliputi pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Lalu, jika kamu ingin membuat karangan argumentasi, maka kerangka yang harus kamu buat adalah pernyataan pendapat, argument, dan kesimpulan.
2. Cara Penulisan Kerangka Berdasarkan Topik
Cara kedua adalah dengan membuat kerangka berdasarkan topik yang ingin kamu bahas. Cara ini biasa digunakan saat kamu ingin membahas beberapa topik dalam satu tulisan.
Untuk membuat kerangka berdasarkan topik, kamu harus membuat daftar topik yang akan kamu bahas dalam tulisan tersebut dan menempatkannya di bawah sebuah judul. Setelah itu, kamu dapat menulis sub-judul untuk setiap topik yang akan kamu bahas dalam bentuk kerangka. Dengan begitu, kamu dapat memisahkan setiap topik dalam tulisanmu sehingga tulisanmu menjadi lebih mudah dipahami.
3. Cara Penulisan Kerangka Dua Kolom
Cara ketiga adalah dengan membuat kerangka dengan dua kolom. Cara ini cocok bagi kamu yang ingin membuat tulisan dengan banyak detail. Dalam pembuatan kerangka dua kolom, kamu harus memilih format kertas atau format dokumen yang memungkinkan untuk dibagi menjadi dua kolom. Format kertas dengan dua kolom ini dapat diatur di Microsoft Word atau aplikasi pengolah kata lainnya.
Untuk membuat kerangka dua kolom, pertama kamu harus membuat kolom pertama terlebih dahulu sesuai dengan informasi yang ingin kamu sertakan dalam tulisanmu. Setelah itu, kamu bisa membuat kolom kedua, biasanya digunakan untuk memberikan penjelasan lebih tentang informasi yang terdapat di kolom pertama. Dengan kerangka ini, kamu dapat menyajikan informasi dengan lebih rinci dan tidak perlu menyajikan semua informasi dalam satu kolom saja.
Itulah tadi 3 cara penulisan kerangka yang biasa digunakan di Indonesia. Pilihlah cara yang paling sesuai dengan kebutuhanmu dan praktikanlah teknik ini untuk membuat tulisan yang lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Teknik Penulisan Kerangka Berdasarkan Kebutuhan Tulisan
Penulisan sebuah tulisan membutuhkan kerangka atau outline sebagai panduan agar tulisan terstruktur. Teknik penulisan kerangka sendiri bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan tulisan. Berikut adalah dua cara teknik penulisan kerangka berdasarkan kebutuhan tulisan.
1. Kerangka Berdasarkan Topik Utama
Teknik penulisan kerangka berdasarkan topik utama sering digunakan dalam penulisan tulisan ilmiah, laporan, atau tesis. Cara ini memerlukan perencanaan topik utama terlebih dahulu yang akan dituliskan dan dijabarkan dalam beberapa sub-topik. Kerangka tulisan dengan teknik ini biasanya terdiri dari tiga hingga empat bagian utama.
Bagian pertama dalam teknik ini adalah pengantar atau pendahuluan. Di sini penulis menyampaikan latar belakang masalah dan tujuan penulisan. Bagian kedua, merupakan inti tulisan di mana topik utama dijabarkan dan diikuti dengan sub-topik yang terkait. Bagian ketiga adalah pembahasan atau analisis dari topik utama dengan dijelaskan dalam beberapa paragraf. Terakhir, terdapat kesimpulan yang merangkum topik utama yang telah diselesaikan dalam tulisan.
2. Kerangka Berdasarkan Waktu
Teknik penulisan kerangka berdasarkan waktu biasanya digunakan dalam tulisan berita atau feature writing. Cara ini memerlukan perencanaan topik utama yang dijabarkan dalam beberapa alur waktu yang terkait dengan topik tersebut. Kerangka tulisan dengan teknik ini dapat terdiri dari dua atau tiga bagian utama.
Bagian pertama adalah ringkasan atau perkenalan singkat tentang topik yang akan dibahas. Bagian kedua adalah alur waktu atau kronologi dari peristiwa yang berkaitan dengan topik tersebut. Bagian ketiga, jika dibutuhkan, adalah pembahasan atau analisis dari peristiwa yang terkait. Dalam teknik ini, penulis bisa menggunakan format steno (5W+1H) untuk memudahkan pembaca dalam memahami tulisan yang dibuat.
Demikianlah dua teknik penulisan kerangka berdasarkan kebutuhan tulisan. Kedua teknik ini bisa menjadi panduan baik untuk penulisan tulisan sederhana maupun tulisan ilmiah dan menghasilkan tulisan yang terstruktur dengan baik. Semoga bermanfaat bagi para penulis!
Aspek Penting Dalam Penulisan Kerangka
Penulisan kerangka dalam setiap tulisan tentunya sangat penting untuk dilakukan. Kerangka ini menjadi panduan kita dalam membuat tulisan secara terstruktur dan terorganisir. Ada 2 cara penulisan kerangka di Indonesia yang dapat digunakan, yaitu:
1. Penulisan Kerangka Berbentuk Numerik
Penulisan kerangka berbentuk numerik merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam membuat kerangka. Cara ini cukup populer di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia karena penggunaannya yang sederhana dan mudah dipahami. Dalam penulisan kerangka berbentuk numerik, kita menggunakan angka sebagai simbol dalam menuliskan kategori atau bagian-bagian dari tulisan.
Contoh penulisan kerangka berbentuk numerik adalah sebagai berikut:
I. Pendahuluan
II. Tinjauan Pustaka
III. Metode Penelitian
IV. Hasil Penelitian
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa setiap kategori memiliki nomor yang berbeda-beda. Nomor ini merepresentasikan tingkatan pentingnya kategori tersebut dalam tulisan. Kategori dengan nomor 1 memiliki tingkatan yang lebih penting dibandingkan dengan kategori dengan nomor 2 dan seterusnya.
2. Penulisan Kerangka Berbentuk Hierarkis
Penulisan kerangka berbentuk hierarkis merupakan cara penulisan kerangka yang lebih rumit dibandingkan dengan penulisan kerangka berbentuk numerik. Pada penulisan kerangka berbentuk hierarkis, kita menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan tingkatan kategori atau subkategori.
Contoh penulisan kerangka berbentuk hierarkis adalah sebagai berikut:
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
II. Tinjauan Pustaka
A. Teori
B. Penelitian Terdahulu
III. Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
B. Pengambilan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
IV. Hasil Penelitian
A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa simbol yang digunakan untuk menunjukkan tingkatan kategori atau subkategori berbeda-beda. Kategori dengan simbol huruf besar memiliki tingkatan yang lebih penting dibandingkan dengan kategori dengan simbol huruf kecil atau angka.
Peran Penting Kerangka dalam Penulisan
Terdapat beberapa aspek penting dalam penulisan kerangka yang harus diperhatikan. Beberapa aspek tersebut meliputi:
1. Efektivitas Tulisan
Penulisan kerangka dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas tulisan. Dengan menggunakan kerangka, kita dapat mengorganisir ide-ide kita dengan baik dan terstruktur sehingga tulisan kita menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca.
2. Memperjelas Pemahaman
Kerangka juga dapat membantu dalam memperjelas pemahaman pembaca terhadap tulisan. Dengan adanya kerangka, pembaca dapat lebih mudah memahami struktur tulisan dan hubungan antara setiap kategori dalam tulisan tersebut. Dalam hal ini, kerangka menjadi sebuah dukungan ide dalam tulisan.
3. Mempermudah Penyusunan
Penulisan kerangka juga dapat mempermudah penyusunan tulisan. Dengan adanya kerangka, kita dapat menentukan garis besar tulisan terlebih dahulu sebelum mulai menulis secara detail. Hal ini dapat membantu kita dalam menulis secara lebih efisien dan efektif.
4. Menunjukkan Profesionalitas
Terakhir, penulisan kerangka juga dapat menunjukkan profesionalitas kita dalam menulis. Dalam dunia akademis atau profesional, kerangka seringkali menjadi sebuah hal yang wajib dalam penyusunan tulisan. Dengan menggunakan kerangka, kita dapat menunjukkan bahwa kita memahami bagaimana cara menulis dengan baik dan terorganisir.
Semua aspek penting dalam penulisan kerangka tersebut tentunya sangat berguna dalam meningkatkan kualitas tulisan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara penulisan kerangka yang tepat dan juga aspek-aspek penting dalam penulisan kerangka.