Selamat datang, Pembaca Pakguru.co.id! Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas salah satu hukum tajwid yang penting, yaitu hukum bacaan nun tasydid. Hukum ini sering kali menjadi momok bagi para pembaca Al-Qur’an karena aturan penggunaannya yang cukup kompleks. Oleh karena itu, artikel ini akan memberikan penjelasan secara detail mengenai hukum bacaan nun tasydid. Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Pendahuluan
Hukum bacaan nun tasydid adalah salah satu aturan dalam tajwid yang berhubungan dengan pengucapan huruf nun tasydid yang diikuti oleh huruf yang berharakat kasrah atau dhommah. Pada dasarnya, hukum ini berkaitan dengan cara membaca dan melafalkan dua huruf nun dalam satu kata dengan harakat kasrah atau dhommah. Hukum ini tergolong dalam hukum mad lazim kalimi.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hukum bacaan nun tasydid, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu apa itu tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari aturan dan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dalam mempelajari tajwid, terdapat berbagai macam hukum-hukum yang harus dipahami, salah satunya adalah hukum bacaan nun tasydid.
Hukum bacaan nun tasydid memiliki peran yang sangat penting dalam membaca Al-Qur’an dengan benar. Melafalkan dua huruf nun dalam satu kata dengan benar akan memberikan makna yang sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, pemahaman terhadap hukum ini sangatlah penting bagi kita sebagai seorang muslim yang ingin memperdalam ilmu agama.
Pembahasan Hukum Bacaan Nun Tasydid
Apa itu Nun Tasydid?
Sebelum mengulas lebih jauh tentang hukum bacaan nun tasydid, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu apa itu nun tasydid. Nun tasydid adalah salah satu huruf hijaiyah yang ditandai dengan adanya nun berharakat tasydid. Biasanya, nun tasydid digunakan dalam kata benda jamak dan memiliki harakat kasrah atau dhommah.
Hukum Bacaan Nun Tasydid dengan Harakat Kasrah
Hukum bacaan nun tasydid dengan harakat kasrah adalah ketika nun tasydid diikuti oleh huruf berharakat kasrah, maka nun tersebut harus dibaca dengan cara memanjang dan dibaca dua kali. Contohnya adalah kata “سَنَتَانِ” yang dibaca dengan membaca huruf nun tasydid nya dua kali, yaitu “sanatanii”.
Hukum Bacaan Nun Tasydid dengan Harakat Dhommah
Selain dengan harakat kasrah, nun tasydid juga dapat diikuti oleh huruf berharakat dhommah. Jika nun tasydid diikuti oleh huruf berharakat dhommah, maka nun tersebut juga harus dibaca dengan cara memanjang dan dibaca dua kali. Contohnya adalah kata “مُكَرَّمٌ” yang dibaca dengan membaca nun tasydid nya dua kali, yaitu “mukarramun”.