Gereja Mormon: Apakah Sesat?

Maaf, sebagai AI Bahasa, saya hanya dapat memahami Bahasa Indonesia dan memproses pertanyaan atau tugas dalam Bahasa Inggris. Apakah ada yang bisa saya bantu dengan Bahasa Inggris?

Apa Itu Gereja Mormon?

Gereja Mormon

Gereja Mormon atau Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir merupakan sebuah agama yang berasal dari Amerika Serikat pada abad ke-19. Awalnya, agama ini didirikan oleh seorang penginjil bernama Joseph Smith dan sekarang telah memiliki jutaan pengikut di seluruh dunia.

Gereja Mormon mempraktikkan beberapa ajaran unik seperti sistem hierarki gerejawi, praktik perjamuan kudus dengan menggunakan roti dan air anggur serta mengenakan pakaian suci selama ibadah. Namun, seiring waktu banyak berita muncul mengenai kegiatan-kegiatan gereja yang dianggap kontroversial, salah satunya adalah gereja mormon sesat.

Secara teologis, agama ini mengajarkan bahwa pada abad ke-19 nabi baru muncul yang mendapat wahyu dari Tuhan untuk memulihkan kebenaran Injil yang telah hilang. Gereja ini juga mempraktikkan praktik baptisan bagi orang mati, pemugaran rumah ibadah melalui persembahan upacara dan banyak lagi. Namun, banyak pihak menilai bahwa ajaran dari gereja ini terkesan dipaksakan dan aneh serta tidak masuk akal.

Di Indonesia, gereja ini memiliki peserta jemaat yang cukup besar dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Namun, gereja ini pun juga menuai kontroversi di Indonesia terkait dengan ajaran-ajaran yang dianggap aneh dan mencederai tradisi agama lainnya. Ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak setuju dengan keberadaan agama ini di Indonesia.

Di mata orang lain, gereja Mormon dianggap memiliki banyak kebebasan dan bukan identik dengan agama pada umumnya di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa gereja ini dituduh sesat. Salah satunya adalah ajaran yang dianggap menyimpang dari ajaran agama kristen pada umumnya. Selain itu, penafsiran ajaran yang terbilang ambigu juga menjadi faktor utama yang menyebabkan munculnya tudingan gereja mormon sesat.

Apa yang membuat Gereja Mormon dianggap sesat?

Ajaran kontroversial Gereja Mormon

Gereja Mormon seringkali dituding sebagai gereja sesat karena ajaran-ajarannya yang kontroversial dan dianggap bertentangan dengan norma umum agama Kristen. Salah satu ajaran yang paling kontroversial adalah mengenai keluarga. Gereja Mormon mengajarkan bahwa keluarga adalah dasar dari kehidupan dan kebahagiaan manusia. Namun, dalam praktiknya, ajaran ini dianggap sangat eksklusif dan tidak menghormati hak asasi manusia.

Sebagai contoh, ajaran ini berakibat pada diskriminasi terhadap kelompok LGBTQ+. Gereja Mormon menganggap orientasi seksual dan identitas gender sebagai pilihan hidup, mengabaikan fakta bahwa hal ini adalah bagian dari hak-hak yang melekat pada individu. Akibatnya, orang yang teridentifikasi sebagai LGBTQ+ sering dijauhi oleh Gereja Mormon dan dianggap tidak pantas menjadi anggota gereja.

Selain itu, Gereja Mormon juga kerap dikritik karena pandangannya mengenai kekristenan. Gereja Mormon mengklaim dirinya sebagai suatu denominasi Kristen, tetapi pandangannya berbeda dengan denominasi Kristen lain. Sebagai contoh, gereja ini menganggap bahwa Alkitab adalah kitab suci yang bermanfaat, tetapi tidak cukup sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Gereja Mormon mempercayai bahwa Joseph Smith, pendiri gereja, menerima wahyu dari Allah dan menuliskan buku Mormon sebagai tambahan kitab suci yang berisi cerita dan ajaran-ajaran yang tidak terdapat dalam Alkitab.

Meski ajaran-ajaran seperti ini tidak selalu dianggap kontroversial bagi pengikut Gereja Mormon, beberapa pihak menganggapnya sebagai sesat karena hal ini bertentangan dengan pandangan dan doktrin agama Kristen yang lazim. Dalam sudut pandang ini, gereja yang menyimpang dari norma umum agama Kristen dianggap sebagai sesat dan tidak benar secara teologis.

Hal ini bukanlah masalah baru, Gereja Mormon telah dikritik atas ajarannya sejak awal pengembangannya. Banyak kelompok dan individu yang mengecam Gereja Mormon sebagai kelompok sesat, dan upaya oleh gereja untuk membenarkan pandangannya tidak berhasil meredakan kritik-kritik tersebut. Meski begitu, gereja ini masih memiliki pengikut yang setia dan aktif menjalankan ajaran-ajarannya.

Ajaran-ajaran apa saja yang kontroversial dari Gereja Mormon?

Gereja Mormon Sesat

Gereja Mormon atau Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (LDS) dikenal memiliki ajaran-ajaran kontroversial yang berbeda dengan ajaran agama Kristen pada umumnya. Beberapa ajaran tersebut diakui memicu perdebatan dan kritikan dari kalangan non-Mormon maupun mantan anggota LDS.

1. Poligami

Poligami

Ajaran poligami dikenal sebagai ajaran paling kontroversial dari Gereja Mormon. Dahulu, praktik ini diakui sebagai bagian dari doktrin ajaran yang diterima oleh para pengikut LDS hingga pada tahun 1890, ajaran tersebut dinyatakan tidak sah oleh pimpinan gereja dan dilarang untuk dijalankan. Meskipun demikian, poligami masih diam-diam dipraktikkan oleh beberapa anggota LDS hingga saat ini.

Kritikan dan kontroversi seputar ajaran poligami bermunculan bukan hanya dari masyarakat awam, namun juga dari berbagai organisasi perempuan dan hak asasi manusia. Mereka menilai ajaran ini melanggar hak asasi manusia dan merugikan perempuan dan anak-anak yang terlibat dalam praktik tersebut.

2. Baptisan bagi Orang yang Sudah Meninggal

Baptisan Meninggal

Ajaran ini mengajarkan tentang praktik baptisan bagi orang yang sudah meninggal, yang sehingga olahraga ini bisa dibilang sebagai upaya penginjilan bagi orang yang sudah meninggal dunia. LDS percaya bahwa praktik baptisan ini memungkinkan jiwa yang sudah meninggal untuk menerima kesempatan untuk menerima kebenaran ajaran agama Mormon di akhirat.

Praktik ini juga mengundang kontroversi dari kalangan non-Mormon dan agama Kristen pada umumnya. Kritikan yang sering dilontarkan adalah bahwa praktik ini tidak hormat terhadap kepercayaan agama yang dianut oleh orang yang sudah meninggal.

3. Keyakinan Orang Kulit Hitam Tidak Akan Mendapatkan Kedudukan yang Sama dengan Orang Kulit Putih di Surga

rasisme

Sebelum tahun 1978, Gereja Mormon memiliki keyakinan yang diskriminatif terhadap orang kulit hitam yang saat itu dilarang untuk menjabat sebagai pemimpin gereja dan dianggap sebagai “keturunan Kain” yang dikutuk oleh Tuhan. Mereka juga tidak diperbolehkan menerima sakramen atau pengajaran-pengajaran gereja lainnya.

Namun, pada tahun 1978, kepemimpinan LDS mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa semua orang, tanpa terkecuali, mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pewartaan dan keselamatan yang ditawarkan oleh Gereja Mormon. Meski demikian, keyakinan kontroversial tersebut masih menjadi masalah tersendiri dalam sejarah Gereja Mormon dan tetap menjadi sorotan dari orang yang menilai gereja ini secara kritis.

Kesimpulannya, beberapa ajaran kontroversial dari Gereja Mormon seperti poligami, baptisan bagi orang yang sudah meninggal, dan keyakinan diskriminatif terhadap orang kulit hitam, masih menjadi sorotan utama dalam ajaran-ajaran yang dipegang oleh Gereja Mormon. Walaupun sudah dilakukan revisi dan pembaruan dalam doktrin gereja, ajaran tersebut menjadi momok bagi orang-orang yang merasa terganggu oleh praktik atau keyakinan tersebut.

Bagaimana tanggapan resmi dari Gereja Mormon mengenai tuduhan sesat?

Gereja Mormon sesat Indonesia

Gereja Mormon menjadi sorotan dan masuk dalam tuduhan sesat di Indonesia. Kepercayaan mereka disebut-sebut melanggar kepercayaan mayoritas umat beragama di Indonesia. Namun, tanggapan resmi dari Gereja Mormon adalah menolak tuduhan tersebut dan mempertahankan keyakinan mereka sebagai bagian dari kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Amerika Serikat.

Mormon selalu menegaskan bahwa jalan hidup mereka memang berbeda dengan agama mayoritas di Indonesia, namun ini bukanlah sesuatu yang harus dituduhkan sebagai sesat. Mereka menegaskan bahwa agama Mormon sama sekali tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia, dan selalu mendukung kebijakan pemerintah yang berlaku. Gereja Mormon juga membeli lahan secara legal dan keluar masuk visa ke Indonesia juga dilakukan sesuai dengan aturan pemerintah Indonesia.

Selain itu, Gereja Mormon juga berusaha menjalankan kegiatan-kegiatan bermanfaat dalam masyarakat. Mereka melakukan kegiatan sosial, seperti misi kemanusiaan, membangun shelter dan sekolah masyarakat, serta memberikan donasi melalui program-program di kelurahan dan kecamatan.

Dengan segala perhatian dan ketegasan, Gereja Mormon menjelaskan bahwa mereka selalu bersikap menghormati kepercayaan dan agama orang lain dan mereka bukanlah agama yang hanya mencari keuntungan pribadi. Namun, seperti semua agama dan komunitas lainnya, mereka juga memiliki keyakinan dan prinsip yang harus dijunjung tinggi serta dihormati.

Bagaimana Gereja Mormon diperkenalkan di Indonesia?


Inilah Bangunan Tempat Ibadah Gereja Mormon di Indonesia

Gereja Mormon pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an oleh para misionaris dari Amerika Serikat. Saat itu, Gereja Mormon hanya memiliki sejumlah anggota kecil dan tidak begitu dikenal di Indonesia. Namun, seiring waktu, jumlah anggota Gereja Mormon di Indonesia semakin bertambah dan tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

Apa yang diajarkan oleh Gereja Mormon?


Mormonism

Gereja Mormon mempunyai keyakinan yang berbeda dari agama-agama lainnya. Gereja ini mengajarkan bahwa Kitab Mormon adalah tambahan pada Alkitab yang membawa pesan yang sama pentingnya. Selain itu, Gereja Mormon juga mempunyai pandangan yang sangat konservatif mengenai keluarga dan hubungan seksual.

Bagaimana pandangan umum masyarakat Indonesia terhadap Gereja Mormon?


Mormon Temple Di Jakarta

Sebagian besar dari masyarakat Indonesia masih belum memahami secara utuh mengenai Gereja Mormon dan ajaran-ajarannya, sehingga tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat luas. Selain itu, Gereja Mormon juga kerap digolongkan sebagai “sekte” oleh sebagian orang yang mempunyai pandangan negatif terhadapnya.

Bagaimana pandangan agama-agama lain di Indonesia terhadap Gereja Mormon?


Foto Dari Bangunan Gereja Mormon Di Indonesia

Pandangan agama-agama lain di Indonesia terhadap Gereja Mormon bervariasi. Beberapa agama menerima kehadiran Gereja Mormon, sementara yang lain memandangnya dengan skeptis dan keras terutama dalam hal ajaran dan kemunculannya.

Apa yang membuat Gereja Mormon dituding sebagai “sesat” di Indonesia?


Mormonism in Indonesia

Beberapa kelompok dan individu di Indonesia telah menuduh Gereja Mormon sebagai “sesat”. Alasannya karena doktrin-doktrin yang dipegang oleh Gereja Mormon seringkali bertentangan dengan keyakinan yang diyakini oleh agama-agama lain. Namun, hal ini merupakan pandangan yang sangat terbatas dan didasarkan hanya pada persepsi masyarakat yang salah dan negatif.

Sejarah dan Pengajaran Gereja Mormon Sesat

gereja mormon sesat

Gereja Mormon Sesat atau dikenal dengan sebutan Gereja Yesus Kristus Lembaga Suci Hari Akhir terbentuk pada tahun 1830 di Amerika Serikat oleh Joseph Smith. Gereja ini mengajarkan bahwa Kitab Mormon adalah suatu tambahan kepada Alkitab yang sebenarnya yang dipercayai menjadi tulisan kitab suci doktrin keagamaan mereka. Pada awalnya, Gereja Mormon awalnya hanya memiliki sedikit pengikut, tetapi seiring berjalannya waktu jumlah pengikutnya meningkat dengan pesat baik di dalam maupun luar negeri, menyertakan Indonesia.

Pengajaran utama Gereja Mormon Sesat terpusat pada gagasan bahwa Yesus Kristus telah menjadi orang biasa, namun menjadi dewa melalui ketaatan-Nya terhadap suatu agama yang diatur oleh seorang pendeta yang pada akhirnya akan menjadi dewa sendiri. Gereja ini juga mempraktikkan baptisan bagi orang mati dan poligami, yang artinya seorang pria dapat memiliki lebih dari satu istri. Namun, praktik ini dihapuskan oleh Gereja Mormon pada tahun 1890.

Seiring waktu, banyak masalah timbul dari praktik-praktik dan pengajaran-pengajaran Gereja Mormon Sesat ini. Para kritikus mengkritik praktek baptisan bagi orang mati, poligami, dan anggapan bahwa manusia dapat mencapai status dewa. Namun, meskipun tuntutan hukum dan publik terhadap praktik-praktik ini, Gereja Mormon Sesat tetap bertahan dan memperoleh banyak pengikut hingga saat ini.

Meskipun Gereja Mormon Sesat a.k.a Gereja Yesus Kristus Lembaga Suci Hari Akhir menarik bagi beberapa orang, penting untuk dicatat bahwa ada beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa suatu agama atau gereja mungkin dapat dikategorikan sebagai sesat:

1. Pengajaran atau praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran inti agama lain

pengajaran yang tidak sesuai

Salah satu tanda yang paling jelas dari gereja sesat adalah pengajarannya yang bertentangan dengan ajaran-ajaran inti agama lain. Misalnya, jika suatu gereja tidak percaya pada dosa asal dan keselamatan yang hanya dapat dicapai melalui Yesus Kristus, ini bertentangan dengan ajaran-ajaran utama dari agama Kristen.

2. Ketidakpastian atau kebingungan tentang ajaran-ajaran agama itu sendiri

kebingunan tentang ajaran-ajaran agama

Salah satu tanda bahwa suatu agama mungkin sesat adalah ketidakpastian atau kebingungan tentang ajaran-ajaran agama itu sendiri. Jika suatu gereja tidak dapat memberikan jawaban pasti tentang ajarannya, itu mungkin menimbulkan kekhawatiran bagi penganut yang potensial dan juga para kritikus.

3. Terlibat dalam praktik-praktik penipuan atau manipulasi

praktik penipuan dan manipulasi

Jika suatu gereja terlibat dalam praktik-praktik penipuan atau manipulasi, terlihat bahwa nilai dan kepercayaan yang dipromosikan oleh gereja tersebut dapat dibangun di atas kebohongan dan manipulasi. Ini menjadi sangat penting karena meskipun tindakan manusia datang dari hati, falsifikasi dan manipulasi akan merusak kepercayaan dan rasa hormat orang lain.

4. Kredibilitas dari pemimpin atau anggota gereja dipertanyakan

kredibilitas dari pemimpin gereja

Terakhir, keraguan dalam kredibilitas dari pemimpin atau anggota suatu gereja dapat menjadi tanda yang menunjukkan bahwa suatu gereja atau agama mungkin sesat. Jika ada saksi atau bukti yang mengatakan bahwa pemimpin atau anggota gereja melakukan pelanggaran hukum atau tindakan kejahatan lainnya, maka itu dapat mempengaruhi pandangan orang lain mengenai kebenaran dari agama tersebut.

Pada akhirnya, untuk mengetahui apakah suatu agama atau gereja sesat atau tidak, diperlukan penelitian dan pemahaman yang mendalam. Pandangan dari para ahli agama dan studi independen dapat membantu individu dalam menentukan bagaimana nilai dan praktik dari suatu agama atau gereja dipengaruhi oleh ajaran intinya. Pembenci Mormon menyebut anggota dari Gereja Yesus Kristus dari Lembaga Suci Hari Akhir sebagai ‘Mormon’, dan mungkin memiliki pandangan objektif atau subjektif kepada gereja itu sendiri.

Maaf, sebagai seorang AI saya tidak memiliki bahasa asal, saya bisa menulis dalam bahasa Indonesia. Terima kasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *