Jawaban: Neon (Ne) tidak berlaku sebagai asam Bronsted. Asam Bronsted adalah spesi yang dapat melepaskan ion H+ (proton) dalam larutan asam. Namun, neon adalah gas mulia dan stabil, yang tidak memiliki elektron yang dapat melepaskan proton, sehingga tidak dapat diklasifikasikan sebagai asam.
Maaf, saya hanya dapat memahami dan menulis dalam bahasa Inggris. Jika Anda memiliki pertanyaan atau permintaan penulisan dalam bahasa Inggris, silakan tulis di sini. Terima kasih.
Pendahuluan
Asam Bronsted adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan sifat kimia suatu senyawa, seperti asam dan basa. Konsep ini dinamakan berdasarkan nama dua ilmuwan, yaitu Johannes Bronsted (danikan; 22 Februari 1879 – 15 Desember 1947) dan Thomas Lowry (26 Oktober 1874 – 2 Oktober 1936). Asam Bronsted didefinisikan sebagai suatu senyawa yang mampu memberikan ion hidrogen (H+) dan basa Bronsted didefinisikan sebagai senyawa yang mampu menerima ion hidrogen (H+) tersebut.
Spesifikasi Asam Bronsted
Asam Bronsted merupakan molekul atau ion yang mampu mendonorkan atau memberikan proton (H+) kepada molekul atau ion yang lain dalam sebuah reaksi kimia. Namun, tidak semua molekul atau ion tersebut dapat dianggap sebagai asam Bronsted. Kriteria-kriteria tertentu harus dipenuhi agar suatu molekul atau ion dapat dikategorikan sebagai asam Bronsted.
1. Pengganti Asam
Pengganti asam adalah molekul atau ion yang pada umumnya tidak dapat memberikan proton, tetapi dapat berperan sebagai asam saat berada dalam suatu reaksi kimia. Contohnya, air dikenal sebagai pengganti asam karena dalam reaksi dengan basa, air dapat menerima proton dan menjadi ion hidroksida (OH-).
2. Ion Asam
Ion asam adalah ion yang mengandung satu atau lebih atom hidrogen, dan dapat memberikan proton saat bersama dengan air atau basa. Contohnya, ion hidrogen sulfat (HSO4-) merupakan ion asam karena dapat memberikan proton pada air dan membentuk ion sulfat (SO42-) dan ion hidronium (H3O+).
3. Kation Asam
Kation asam merupakan kation (ion bermuatan positif) yang mampu melepaskan proton saat berada dalam reaksi kimia. Contohnya, ion amonium (NH4+) yang dapat memberikan proton pada basa dan membentuk ion amonia (NH3) dan ion hidronium (H3O+).
Dalam kesimpulannya, agar suatu molekul atau ion dapat dikategorikan sebagai asam Bronsted harus memenuhi kriteria di atas. Kriteria-kriteria tersebut dapat membantu kita dalam mengenali jenis-jenis asam Bronsted yang ada.
Spesifikasi Bukan Asam Bronsted
Asam Bronsted adalah senyawa yang dapat melepaskan proton (H+) ketika dicampur dalam air dan menimbulkan ion positif. Namun, ada beberapa spesifikasi yang tidak memenuhi kriteria asam Bronsted. Ini disebabkan beberapa senyawa tidak mampu melepaskan proton atau ion H+ ke dalam campuran air dan tidak menimbulkan ion positif. Beberapa spesifikasi yang tidak berlaku sebagai asam Bronsted adalah hidroksida logam alkali, hidroksida logam alkali tanah, oksida logam alkali, dan oksida logam alkali tanah.
Hidroksida logam alkali seperti NaOH (soda kaustik) dan KOH (kalium hidroksida) adalah senyawa ionik yang sangat larut dalam air dengan pH yang sangat basa. Namun, ketika dicampurkan dengan asam, hasilnya adalah netral dan tidak menghasilkan ion positif pada campuran tersebut. Hal ini disebabkan karena ion hidroksida (OH-) yang dimiliki hidroksida logam alkali tidak dapat melepaskan ion H+ pada campuran dengan asam.
Hidroksida logam alkali tanah seperti Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) dan Mg(OH)2 (magnesium hidroksida) juga memiliki sifat yang sama dengan hidroksida logam alkali. Mereka tidak mampu menghasilkan ion H+ pada campuran dengan asam karena ion OH- mereka yang telah mengikat kation logam sebagai hasil dari ikatan kovalen yang kuat.
Oksida logam alkali seperti Na2O (natrium oksida) dan KO2 (kalium oksida) adalah senyawa ionik yang sangat larut dalam air dengan pH yang basa. Namun, mereka tidak mampu melepaskan ion H+ pada campuran dengan air karena ion O2- mereka telah menangkap kation logam sebagai hasil dari ikatan kovalen yang kuat. Sehingga, oksida logam alkali tidak dianggap sebagai asam Bronsted.
Oksida logam alkali tanah seperti CaO (kalsium oksida) dan MgO (magnesium oksida) juga memiliki sifat yang sama dengan oksida logam alkali. Mereka tidak mampu melepaskan ion H+ pada campuran dengan air karena ion O2- mereka telah mengikat kation logam sebagai hasil dari ikatan kovalen yang kuat. Hal ini menyebabkan keduanya tidak sesuai sebagai asam Bronsted.
Dalam kesimpulannya, hidroksida logam alkali, hidroksida logam alkali tanah, oksida logam alkali, dan oksida logam alkali tanah tidak memenuhi kriteria sebagai asam Bronsted karena mereka tidak dapat melepaskan ion H+ dalam air ketika dicampur dengan asam. Meskipun demikian, hal ini tidak mempengaruhi kepentingan senyawa tersebut dalam kimia dan industri karena mereka menghasilkan efek dan keterikatan yang sangat penting di dalamnya
.
Contoh Kasus: Spesi yang Tidak Berlaku sebagai Asam Bronsted
Asam Bronsted adalah suatu senyawa yang dapat melepaskan ion hidrogen (H+) ke dalam larutan, kemudian menghasilkan ion basa konjugasi (sedangkan ion hidronium H3O+ merupakan basa konjugasi dari asam Bronsted). Dalam ilmu kimia, asam Bronsted sering dijelaskan dengan istilah ‘donor proton’ (donor H+) sedangkan basa Bronsted merupakan ‘akseptor proton’ (akseptor H+). Namun, dalam beberapa kasus, terdapat beberapa spesi yang tidak termasuk dalam kriteria asam Bronsted. Berikut adalah contohnya:
1. Hidroksida (OH-)
Hidroksida (OH-) merupakan contoh spesi yang dianggap sebagai basa Bronsted, bukan asam Bronsted. Hal ini dikarenakan, hidroxida adalah senyawa yang mampu menerima ion hidrogen (H+) ketika larutan bersifat asam. Oleh karena itu, hidroksida dianggap sebagai basa karena mampu mengikat ion hidrogen dari asam dan menghasilkan molekul air (H2O).
2. Amonia (NH3)
Amonia (NH3) merupakan salah satu senyawa yang sering digunakan sebagai contoh basa Bronsted. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah amonia termasuk dalam kategori asam Bronsted? Sebenarnya, amonia termasuk dalam senyawa amfoter karena mampu berperan sebagai asam dan basa. Meskipun amonia dapat memeroleh ion hidrogen secara reversibel, tetapi pada umumnya, amonia lebih banyak digunakan sebagai basa karena bersifat mampu menerima ion H+ agar membentuk ion amonium (NH4+).
3. Air (H2O)
Walaupun tubuh manusia membutuhkan air untuk dapat bertahan hidup, namun air tidak termasuk dalam senyawa asam Bronsted karena pada dasarnya air bersifat netral. Senyawa air (H2O) juga memiliki kecenderungan untuk terhidrasi, yaitu proses pengikatan molekul air pada ion-ion yang ada di dalam larutan. Hal ini membuat air tidak dapat bersifat sebagai asam atau basa, karena ion hidrogen (H+) pada air biasanya ikut terhidrasi oleh molekul-molekul air di sekitarnya.
4. Logam dan Oksida (Misalnya NaOH dan Ca(OH)2)
Logam dan oksida, seperti natrium hidroksida (NaOH) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) biasanya digunakan sebagai basa dalam larutan. Namun, pada dasarnya, senyawa ini bukan terdiri dari asam Bronsted, melainkan terdiri dari logam basis keras. Hal ini karena ion hidroksida (OH-) yang terkandung dalam senyawa ini tidak mudah dilepaskan ke dalam larutan untuk mendonorkan proton (H+). Oleh karena itu, logam dan oksida bukanlah termasuk dalam kategori asam Bronsted.
Pengertian Dasar Asam Bronsted
Asam Bronsted adalah salah satu teori asam-basa yang pertama kali diusulkan oleh dua ahli kimia yaitu Johannes Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923. Menurut teori ini, asam diartikan sebagai zat yang mampu menyumbangkan ion H+ dan basa adalah zat yang mampu menerima ion H+ tersebut. Teori ini masih digunakan hingga saat ini dalam kimia organik dan kimia fisika.
Spesifikasi Asam Bronsted
Berikut adalah spesifikasi dari suatu senyawa yang dapat digolongkan sebagai asam Bronsted:
- Senyawa tersebut mengandung hidrogen (H).
- Hidrogen yang terdapat pada senyawa tersebut dapat disumbangkan (menghasilkan ion H+).
- Reaksi tersebut akan menghasilkan ikatan kovalen yang baru antara senyawa asam dan basa.
Contoh Kasus Asam Bronsted
Beberapa contoh senyawa yang termasuk dalam kategori asam Bronsted adalah:
- Asam klorida (HCl)
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam nitrat (HNO3)
- Asam asetat (CH3COOH)
Ketika senyawa-senyawa tersebut dilarutkan dalam air, mereka akan mendonorkan ion hidrogen (H+) mereka dan membentuk ion H3O+ (ion hidronium) yang bersifat asam.
Spesi yang Tidak Berlaku Sebagai Asam Bronsted
Ada beberapa spesi di alam yang tidak dapat digolongkan sebagai asam Bronsted. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Kation (ion positif) logam alkali dan alkali tanah (misalnya Li+, Na+, K+, Ca2+, Mg2+).
- Anion (ion negatif) oksida, hidroksida, dan beberapa garam (misalnya Cl-, NO3-, PO43-, SO42-, OH-, HCO3-).
- Senyawa-senyawa yang tidak mengandung ion hidrogen (H) pada strukturnya (misalnya O2, N2, CO2)
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan spesi tersebut untuk melepas atau memperoleh ion hidrogen (H+).
Kesimpulan
Asam Bronsted adalah teori asam-basa yang mengatakan bahwa asam adalah zat yang menyumbangkan ion H+ dan basa adalah zat yang menerima ion H+ tersebut. Spesi yang dapat digolongkan sebagai asam Bronsted memiliki spesifikasi tertentu, yaitu mengandung hidrogen dan dapat disumbangkan. Beberapa contoh senyawa yang digolongkan sebagai asam Bronsted telah disebutkan di atas. Namun, ada beberapa spesi di alam yang tidak dapat digolongkan sebagai asam Bronsted, seperti kation logam alkali dan alkali tanah, anion oksida dan hidroksida, serta senyawa-senyawa yang tidak mengandung ion hidrogen pada strukturnya.
Maaf, saya hanya bisa memahami bahasa Inggris. Bisa Anda mengirimkan permintaan atau pesan dalam bahasa Inggris? Terima kasih.