Pengantar
Halo Pembaca Pakguru.co.id,
Selamat datang kembali di situs pembelajaran online terpercaya. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai hukum bacaan mim sukun kecuali. Mengetahui hukum ini sangat penting dalam mempelajari ilmu tajwid, terutama dalam membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai hukum bacaan mim sukun kecuali. Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Pendahuluan
Mim sukun adalah salah satu huruf yang terdapat pada Al-Quran. Ada beberapa hukum yang berlaku saat membaca mim sukun, namun ada juga pengecualian tertentu. Pahami dengan baik hukum bacaan mim sukun kecuali agar kita bisa membaca Al-Quran dengan tartil dan tajwid yang baik.
1. Hukum Tanwin
Bacaan mim sukun kecuali adalah hukum yang berlaku saat mim sukun ditemui setelah huruf tanwin seperti an, un, dan in. Pada kasus ini, kita harus melafalkan mim sukun dengan suara yang jelas, tidak boleh diwaqafkan. Contohnya, pada kata “makanan”, kita membaca mim sukun dengan jelas seperti mim biasa.
2. Hukum Ikhfa
Selanjutnya, hukum bacaan mim sukun kecuali juga berlaku saat mim sukun ditemui setelah huruf yang dapat diikhas atau tertutup seperti huruf hijaiyah ‘ka’ dan ‘ha’. Pada kasus ini, kita harus mengikhas atau menutup mim sukun dengan suara yang tipis. Contohnya, pada kata “hikmah”, kita membaca mim sukun seperti mengucapkan huruf fa ‘hifatan’.
3. Hukum Idgham
Hukum bacaan mim sukun kecuali juga berlaku saat mim sukun ditemui setelah huruf yang dapat diidgham seperti huruf hijaiyah ‘ba’, ‘jim’, ‘dal’, ‘dzal’, ‘dzha’, ‘ra’, dan ‘zai’. Pada kasus ini, kita harus mengocekan atau menggabungkan mim sukun dengan huruf sebelumnya. Contohnya, pada kata “ambillah”, kita membaca mim sukun dengan cara menggabungkannya dengan huruf lam sehingga menjadi ‘ambil-lah’.
4. Hukum Iqlab
Hukum bacaan mim sukun kecuali juga berlaku saat mim sukun ditemui setelah huruf ‘ba’. Pada kasus ini, kita harus membutakan mim sukun dan melafalkan huruf ba dengan suara ‘n’ atau nun mati. Contohnya, pada kata “ibni”, kita membaca mim sukun dengan melafalkan huruf ba menjadi ‘n’ sehingga menjadi ‘inni’.
5. Hukum Izhar
Selanjutnya, hukum bacaan mim sukun kecuali tidak berlaku setelah huruf izhar seperti huruf hijaiyah ‘alif’, ‘ya’, dan ‘wau’. Pada kasus ini, kita harus melafalkan mim sukun dengan nyaring dan jelas, tanpa perubahan. Contohnya, pada kata ‘sayang’, kita melafalkan mim sukun dengan jelas seperti mim biasa.
6. Hukum Ikhfa Haqiqi
Hukum bacaan mim sukun kecuali juga tidak berlaku setelah huruf ikhfa haqiqi seperti huruf hijaiyah ‘sin’, ‘syin’, ‘shad’, ‘dad’, ‘tho’, ‘dhod’, dan ‘zho’. Pada kasus ini, kita harus mengikhas atau menutup mim sukun dengan suara yang tipis. Contohnya, pada kata “usbui”, kita membaca mim sukun seperti mengucapkan huruf fa ‘hifatan’.
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan mengenai hukum bacaan mim sukun kecuali. Memahami hukum ini sangat penting bagi kita yang ingin membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan mengetahui hukum bacaan mim sukun kecuali, kita bisa menghindari kesalahan dalam membaca Al-Quran yang bisa menyebabkan perubahan makna. Mari, tingkatkan kualitas membaca Al-Quran dan perhatikan dengan seksama setiap hukum bacaan. Dengan begitu, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jangan lupa untuk terus mengunjungi situs pakguru.co.id untuk informasi dan pembelajaran lainnya. Terimakasih sudah membaca dan semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua. Sampai jumpa pada artikel-artikel selanjutnya!
Terimakasih sudah membaca artikel “Berikut Ini Merupakan Hukum Bacaan Mim Sukun Kecuali” di situs pakguru.co.id.