Apakah Kepiting Bertulang Belakang? Mitos atau Fakta?

Kepiting selalu dikaitkan dengan memiliki cangkang yang keras dan bertulang belakang, tetapi benarkah hal ini? Sebenarnya, kepiting termasuk ke dalam kelompok hewan yang disebut Arthropoda, yang artinya “kaki bersendi”. Arthropoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tersegmentasi dan memiliki cangkang luar yang keras, namun tulang belakang tidak ditemukan di dalam tubuh mereka. Sebagai gantinya, sistem kekerasan cangkang, tulang-kapur dan otot mendorong mereka untuk dapat melakukan berbagai aktivitas seperti makan, bergerak dan melindungi diri dari predator.

Dengan demikian, kepiting tidaklah memiliki tulang belakang seperti manusia atau hewan vertebrata lainnya. Sehingga, mitos bahwa kepiting memiliki tulang belakang bukanlah benar. Namun jangan khawatir, kepiting masih termasuk ke dalam hewan yang sangat lezat dan menyehatkan jika dimasak dengan benar.
Maaf, saya hanya dapat memahami dan membantu dalam bahasa Inggris. Silakan sampaikan pertanyaan atau permintaan Anda dalam bahasa Inggris. Terima kasih.

Apa itu kepiting bertulang belakang?

Kepiting Bertulang Belakang

Kepiting bertulang belakang adalah salah satu spesies kepiting yang unik karena memiliki ciri khas tulangnya yang berada di luar. Biasanya, tulang kepiting berada di dalam tubuhnya dan tersembunyi di antara otot-ototnya, namun pada kepiting bertulang belakang, tulangnya terletak di bagian luar tubuhnya dan terlihat jelas.

Secara ilmiah, kepiting bertulang belakang dikenal dengan nama “Decapoda Brachyura” yang artinya kepiting dengan sepuluh kaki dan cangkang keras. Ada berbagai jenis spesies kepiting bertulang belakang, namun yang paling terkenal adalah kepiting raja.

Kepiting bertulang belakang memiliki bentuk tubuh yang khas dengan cangkangnya yang keras dan berwarna cerah seperti merah atau oranye. Kaki-kakinya yang pendek dan tebal juga menjadi ciri khas dari spesies ini. Biasanya, kepiting bertulang belakang hidup di laut dan dijumpai di pantai atau terumbu karang.

Meskipun begitu, kepiting bertulang belakang juga dapat ditemukan di air tawar seperti sungai atau danau. Biasanya, kepiting ini memiliki kebiasaan menggali lubang di dasar air atau menyelinap di antara batu di tepian sungai.

Dalam budaya Indonesia, kepiting bertulang belakang juga dikenal sebagai salah satu makanan favorit yang banyak dicari orang. Kepiting masak pedas atau kepiting saus padang menjadi salah satu hidangan yang populer karena rasanya yang lezat dan khas.

Bagaimana Cara Kepiting Bertulang Belakang Memiliki Perlindungan?

Kepiting Bertulang Belakang

Kepiting bertulang belakang memiliki cangkang yang keras dan tahan banting sebagai bentuk perlindungan dari predator dan bahaya lingkungan. Cangkang tersebut terdiri dari kitin yang cukup tebal serta mengalami pengerasan melalui proses kalsifikasi sehingga menjadi sangat kuat.

Di samping itu, kepiting bertulang belakang juga dilengkapi dengan capit yang berfungsi sebagai senjata pertahanannya. Capit tersebut terdiri dari sepasang yang akan digunakan saat membela diri atau menyerang musuh. Terdapat juga capit yang lebih besar dan kuat pada kepiting jantan yang digunakan untuk merebutkan betina atau melindungi wilayahnya.

Tak hanya itu, kepiting bertulang belakang juga mampu meningkatkan kemampuan pertahanannya dengan cara melakukan mimikri. Misalnya, kepiting dapat menutupi dirinya dengan karang atau tumbuhan laut agar sulit terdeteksi oleh predator. Ada pula jenis kepiting bertulang belakang yang memiliki warna cerah dan menarik, seperti merah atau biru, sebagai bentuk peringatan agar musuh tidak mendekatinya.

Selain itu, sistem sensor kepiting yang peka juga membantu dalam menjaga keamanannya. Kepiting bertulang belakang mampu merasakan perubahan suhu air dan gerakan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, ia dapat menghindari bahaya seperti aliran air yang kuat atau serangan predator dari belakang.

Namun, meskipun memiliki perlindungan yang kuat, kepiting bertulang belakang tetap rentan terhadap pengaruh lingkungan yang buruk. Beberapa faktor seperti polusi air dan perubahan iklim dapat memengaruhi pertahanan alami dari kepiting dan membuatnya lebih mudah terserang oleh penyakit atau predator.

Karena itu, sebagai makhluk hidup yang juga membutuhkan perlindungan dari lingkungan di sekitarnya, kita harus menjaga kelestarian habitat kepiting bertulang belakang agar tetap terjaga keseimbangannya dan terhindar dari kepunahan.

Adapasi Kepiting Bertulang Belakang di Darat

Kepiting Bertulang Belakang di Darat

Kepiting biasanya ditemukan di air, seperti di laut, sungai, dan danau karena adapasi yang dimilikinya membuatnya lebih cocok untuk hidup di lingkungan air. Adap yang dimaksud yaitu kulit luar yang keras, kaki kuat, dan dapat berenang dengan baik untuk menghindari bahaya. Namun, kebanyakan kita mungkin pernah melihat kepiting bertulang belakang yang terdampar di pantai atau berjalan di darat. Tentu saja, kita akan bertanya-tanya, apakah kepiting bertulang belakang dapat bertahan hidup di darat?

Kepiting bertulang belakang sebenarnya kurang memiliki adapasi untuk bertahan hidup di darat. Salah satu alasan adalah karena saluran pernapasannya yang biasa mengambil oksigen dari air cepat kering dan lebih sulit untuk bernapas di udara. Selain itu, kulit luar kepiting bertulang belakang kurang tahan terhadap pengeringan dan sinar matahari langsung yang bisa membuatnya mati cepat.

Dalam situasi tertentu, seperti saat menghindari predator atau mencari makanan, kepiting bertulang belakang terpaksa berjalan di darat. Namun, jika bertahan lama di darat, ia akan mengalami dehidrasi. Biasanya, kepiting bertulang belakang akan mencoba untuk kembali ke lingkungan air sesegera mungkin untuk menghindari bahaya tersebut.

Namun, ada beberapa jenis kepiting bertulang belakang yang lebih dapat bertahan di darat, seperti kepiting laba-laba (horseshoe crab). Kepiting laba-laba memiliki kulit yang lebih tahan terhadap pengeringan dan dapat bernapas melalui insang atau rudimen yang disebut operculum di bagian belakang tubuhnya. Kepiting laba-laba juga memiliki sistem peredaran darah yang unik, sehingga bisa mendapatkan oksigen yang cukup di lingkungan darat.

Jadi, meskipun kepiting bertulang belakang terlihat cukup tangguh saat terlihat berjalan di darat, ia sebenarnya tidak dapat bertahan lama di lingkungan tersebut. Hidup di dalam air adalah habitat alami dan lebih cocok bagi kebanyakan jenis kepiting bertulang belakang.

Bagaimana Kepiting Bertulang Belakang Beradaptasi di Alam Liar?

Kepiting Bertulang Belakang

Kepiting bertulang belakang merupakan jenis kepiting yang memiliki ciri khas tulang belakang terkalsifikasi. Kepiting ini banyak ditemukan di perairan laut dangkal hingga perairan dalam. Salah satu kelebihan kepiting bertulang belakang adalah kemampuannya dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Berikut beberapa cara kepiting bertulang belakang beradaptasi di alam liar:

Bisa Hidup di Berbagai Jenis Perairan

Perairan Laut

Kepiting bertulang belakang dapat hidup di berbagai jenis perairan seperti di laut, sungai, dan danau. Hal ini dikarenakan kepiting bertulang belakang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda. Contohnya, di perairan laut yang bergelombang, kepiting bertulang belakang akan menemukan tempat berlindung agar tidak terbawa arus laut yang kencang. Sedangkan di perairan dangkal yang tenang, kepiting bertulang belakang akan mencari makanan dan melindungi diri dari pemangsa.

Menghasilkan Senyawa Kimia sebagai Mekanisme Pertahanan Diri

Senyawa Kimia

Kepiting bertulang belakang beradaptasi dengan cara menghasilkan berbagai jenis senyawa atau bahan kimia sebagai mekanisme pertahanan diri dari pemangsa. Contohnya, kepiting bertulang belakang jenis fiddler crab menghasilkan senyawa kimia yang tidak enak sehingga pemangsa akan menghindarinya. Selain itu, kepiting bertulang belakang juga menyembunyikan diri di bawah pasir atau batu sebagai bentuk pertahanan diri dari pemangsa.

Melakukan Moulting

Moulting

Salah satu cara kepiting bertulang belakang beradaptasi dengan lingkungannya adalah dengan melakukan moulting atau mengganti kulit. Ketika kepiting bertulang belakang tumbuh, kulitnya menjadi sempit dan tidak memungkinkan untuk menampung pertumbuhan baru. Oleh karena itu, kepiting bertulang belakang melakukan moulting dengan cara melepaskan kulit lama dan menggantinya dengan kulit yang baru. Hal ini akan membantu kepiting bertulang belakang dalam melakukan pertumbuhan.

Membangun Sarang

Sarang Kepiting

Beberapa jenis kepiting bertulang belakang seperti fiddler crab dan red crab memiliki kebiasaan membangun sarang sebagai bentuk perlindungan dari pemangsa. Sarang kepiting bertulang belakang dibangun dengan menggunakan lumpur dan tangkai-tangkai rumput. Selain sebagai bentuk perlindungan dari pemangsa, sarang kepiting bertulang belakang juga digunakan sebagai tempat berkembang biak dan bertelur.

Itulah beberapa cara kepiting bertulang belakang beradaptasi di alam liar. Kemampuan kepiting bertulang belakang dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar membuat mereka mampu bertahan hidup di habitat yang berbeda-beda.

Apakah kepiting bertulang belakang termasuk dalam makanan yang sehat?

kepiting bertulang belakang

Kepiting bertulang belakang memang masih dikaitkan dengan mitos-mitos seputar kandungan kolesterol yang tinggi. Namun pada kenyataannya, kepiting bertulang belakang mengandung nutrisi yang sangat baik untuk tubuh kita. Kepiting ini mengandung protein yang sangat baik bagi tubuh, juga mengandung seng dan vitamin D. Dalam setiap 100 gram kepiting bertulang belakang, terdapat kandungan protein sebesar 19,29 gram, seng sebesar 1,5 miligram, dan vitamin D sebesar 24 IU.

Keuntungan Kesehatan dari Kepiting Bertulang Belakang

keuntungan kesehatan dari kepiting bertulang belakang

Tidak hanya itu, kepiting bertulang belakang juga memiliki keuntungan kesehatan yang lain. Kepiting bertulang belakang mengandung lemak yang sangat sedikit, sehingga baik dikonsumsi untuk yang sedang melakukan diet rendah kalori atau diet untuk menurunkan kadar kolesterol. Kandungan omega-3 yang ada pada kepiting juga baik untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan menurunkan kadar kolesterol jahat.

Cara Memasak Kepiting Bertulang Belakang

cara memasak kepiting bertulang belakang

Kepiting bertulang belakang bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan yang lezat. Beberapa cara yang banyak dilakukan seperti kepiting saus padang, kepiting saus tiram, kepiting goreng tepung, dan juga kepiting lada hitam. Cara memasaknya pun cukup mudah, pertama kita harus mencuci kepiting terlebih dahulu. Kemudian kita bisa merebus kepiting selama 3-5 menit, atau jika ingin memberikan rasa yang lebih pada kepiting bisa diberikan bumbu dan dibakar dengan api kecil.

Perlu Diingat

perlu diingat

Walaupun kepiting bertulang belakang memiliki kandungan yang baik untuk tubuh kita, namun kita harus tetap memperhatikan beberapa hal. Pertama, pastikan kita membeli kepiting dari tempat yang terpercaya dan terjaga kebersihannya. Kedua, hindari mengonsumsi kepiting yang masih mentah untuk menghindari keracunan. Ketiga, konsumsi kepiting dalam jumlah yang cukup. Jangan berlebihan karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan malah akan membawa dampak buruk.

Kesimpulan

kesimpulan

Kepiting bertulang belakang memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Selain mengandung protein dan nutrisi yang baik untuk tubuh, kepiting juga rendah lemak dan mengandung omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Namun, kita harus tetap berhati-hati dalam mengonsumsinya dan mengolahnya dengan benar. Jadi, sudahkah Anda mencoba memasak kepiting bertulang belakang sebagai hidangan sehat untuk makan malam keluarga?

Maaf, saya hanya dapat menggunakan bahasa Inggris saat membalas pesan. Harap dapat memberikan pertanyaan dalam bahasa Inggris. Terima kasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *