Apa itu Seme dan Uke? Pengertian dan Perbedaannya

Maaf, sebagai AI yang dapat berbicara beberapa bahasa, saya hanya dapat menulis dalam bahasa yang dipilih oleh pengguna. Silakan pilih bahasa yang Anda inginkan dan kami akan membantu Anda dengan senang hati.

Pengertian Seme dan Uke

Pengertian Seme dan Uke

Seme dan uke adalah istilah yang digunakan dalam komunitas LGBTQ+ terutama pada budaya yaoi atau boy’s love. Yaoi atau boy’s love adalah genre manga atau anime yang menggambarkan kisah cinta antara karakter pria. Seme dan uke digunakan untuk menggambarkan peran atau posisi karakter pria dalam hubungan romantis atau seksual. Seme digambarkan sebagai karakter yang berperan sebagai pengambil inisiatif atau dominant, sementara uke digambarkan sebagai karakter yang berperan sebagai pasif atau submissive.

Seme dan uke tidak selalu mengacu pada hubungan seksual atau romantis antara karakter pria dalam kisah yaoi, namun juga bisa digunakan secara lebih luas dalam queer atau komunitas LGBTQ+. Seme dan uke digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan hubungan kekuasaan dan dominasi dalam hubungan sesama jenis atau LGBTQ+. Namun, istilah seme dan uke banyak mendapat kritik dari kalangan LGBTQ+ karena dianggap memperpetuasi stereotip dan mengabaikan keberagaman dalam identitas yang lebih kompleks dan multidimensional.

Dalam kisah yaoi atau boy’s love, karakter pria yang digambarkan sebagai seme dan uke biasanya memiliki ciri-ciri fisik dan perilaku yang khas. Karakter seme cenderung lebih tinggi, berotot, dan berperilaku kasar atau agresif. Sementara itu, karakter uke cenderung lebih kasar atau halus, lebih pendek, dan cenderung memiliki sifat pasif, lemah, atau feminin. Namun, beberapa kisah yaoi juga mengeksplorasi karakter yang lebih kompleks dan multidimensional, di luar stereotip seme dan uke.

Apa Arti Seme dan Uke?


Seme dan Uke

Seme dan uke dalam konteks budaya populer Jepang, khususnya manga dan anime, merujuk pada dua peran dalam hubungan homoseksual laki-laki. Seme biasanya dianggap sebagai pasangan yang lebih ‘aktif’ dalam hubungan, sementara uke dianggap sebagai pasangan yang lebih ‘pasif’. Namun, peran-peran ini tidak bersifat baku dan kadang-kadang bervariasi tergantung pada konteks dan individualitas masing-masing.

Asal-usul Seme dan Uke


Sejarah Seme dan Uke

Asal-usul istilah seme dan uke dalam konteks homoseksual laki-laki dapat ditelusuri kembali ke sekitar tahun 1960-an, ketika manga dan anime mulai populer di kalangan masyarakat Jepang. Istilah ‘seme’ berasal dari kata dalam bahasa Jepang ‘semeru’, yang artinya menyerang atau menginjak-injak. Sedangkan istilah ‘uke’ berasal dari kata ‘ukeru’, yang artinya menerima atau ditangkap.

Perbedaan antara Seme dan Uke


Perbedaan antara Seme dan Uke

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seme dan uke adalah dua peran dalam hubungan homoseksual laki-laki yang biasa ditemukan dalam manga dan anime. Seme digambarkan sebagai pasangan yang lebih dominan, lebih ‘aktif’, dan berperan sebagai yang ‘atas’ dalam hubungan. Sedangkan uke adalah pasangan yang lebih ‘pasif’, ‘menerima’, dan berperan sebagai yang ‘bawah’. Namun, peran ini tidak selalu baku dan bisa bervariasi tergantung pada individualitas masing-masing dan konteks cerita yang dibahas.

Submissive dan Dominant


Submissive dan Dominant di Seme dan Uke

Peran seme dan uke dapat dilihat sebagai representasi dari konsep submissive dan dominant, yang menjadi suatu bentuk dinamika dalam hubungan seksual seseorang. Seme dianggap sebagai pasangan yang lebih dominan atau atas, sementara uke dianggap sebagai pasangan yang lebih submissive atau bawah.

Kritik terhadap Seme dan Uke


Kritik terhadap Seme dan Uke

Ada kritik yang dialamatkan terhadap peran seme dan uke, karena meskipun hampir selalu digambarkan sebagai pasangan yang heteronormatif, peran-peran ini cenderung menghasilkan gambaran yang stereotip tentang laki-laki homoseksual sebagai yang menerima atau dominan dalam hubungan. Namun, peran-peran seperti ini masih terus digunakan dalam manga dan anime karena diminta oleh pasar atau pasar tertentu.

Sejarah Seme dan Uke

Seme dan Uke

Seme dan Uke merupakan istilah yang biasa digunakan dalam manga atau anime yang berkaitan dengan tema yaoi atau boys love. Yaoi sendiri merujuk pada kisah romantis antara dua karakter laki-laki. Seme dan Uke merujuk pada peran yang dimainkan oleh masing-masing karakter dalam hubungan tersebut.

Istilah seme dan uke pertama kali disebutkan pada tahun 1955 oleh ilustrator bernama Takizawa Seihou dalam sebuah majalah bernama Barazoku. Takizawa Seihou merupakan pioneer dalam dunia yaoi dan kemunculan istilah seme dan uke sangat mempengaruhi penggambaran karakter dalam genre tersebut.

Peran Seme dan Uke

Seme dan Uke

Seme dan uke merupakan penggambaran dari hubungan antara dua orang dalam sebuah pasangan yaoi. Seme merujuk pada karakter yang menempati posisi sebagai pasangan pria yang aktif, sedangkan uke merujuk pada karakter yang menempati posisi sebagai pasangan pria yang pasif.

Sebagai karakter utama dalam sebuah pasangan yaoi, seme dan uke memiliki karakteristik yang cukup menjelaskan peran masing-masing. Seme umumnya memiliki watak yang lebih dominan, lebih kuat secara fisik, dan menjadi pengambil keputusan dalam hubungan tersebut. Sementara itu, uke cenderung memiliki sifat yang lebih lembut, penurut, bahkan terkadang agak manja. Namun, hal ini bukanlah keseluruhan dari penggambaran karakter seme dan uke, karena masing-masing karakter juga memiliki kompleksitas dan latar belakang yang berbeda-beda.

Bentuk-Bentuk Peran Seme dan Uke

Seme dan Uke

Seme dan uke terbagi menjadi beberapa jenis dengan karakteristik dan peran yang berbeda-beda. Seme dan uke jenis tertentu biasanya dibentuk oleh faktor-faktor seperti kepribadian, penampilan fisik, usia, dan sebagainya.

Beberapa jenis seme yang umum dikenal adalah:

  • Seme jenis Loving Dom/Strong Dom yang merupakan karakter yang paling dominan dalam hubungan tersebut
  • Seme jenis Playboy yang menjadikan seks sebagai fokus utama dalam hubungan tersebut
  • Seme jenis Clueless Uke yang terlalu polos dan menyerah pada pasangannya
  • Seme jenis Sadistic Seme yang gemar membuat uke menderita secara fisik atau psikis

Sementara itu, beberapa jenis uke yang umum dikenal adalah:

  • Uke jenis Innocent Uke atau Pure Uke yang naif dan polos dalam hubungan tersebut
  • Uke jenis Bratty Uke yang suka merengek dan manja pada pasangannya
  • Uke jenis Tsundere Uke yang cenderung bertindak kasar namun sebenarnya memiliki perasaan yang dalam terhadap pasangannya
  • Uke jenis Fearful Uke yang memiliki sifat penakut dan membutuhkan perlindungan dari pasangannya

Bagaimana Seme dan Uke Dipilih?

Seme dan Uke

Di dalam kisah Yaoi, seme dan uke dipilih berdasarkan kepribadian dan karakter pasangan. Seme adalah karakter dominan yang biasanya memegang kendali dalam hubungan, sedangkan uke lebih pasif dan menerima perlakuan dari seme. Namun, dalam pemilihan mereka, tidak terbatas pada jenis kelamin, melainkan lebih pada karakter dan kepribadian yang akan diangkat.

Pemilihan seme dan uke dalam kisah Yaoi tidak selalu sama. Ada beberapa kisah yang justru membalikkan peranan seme dan uke, yaitu dengan memilih karakter yang terlihat lemah atau pasif menjadi karakter dominan. Hal tersebut tergantung dari ide cerita dan karakter yang ingin diangkat.

Umumnya, karakter seme dipilih berdasarkan kepribadian yang kuat, mandiri, dan lebih dewasa dalam berbicara dan bertindak. Sementara itu, karakter uke dipilih berdasarkan sifat yang lebih pasif, lembut, dan cenderung kurang percaya diri.

Tidak jarang, dalam satu pasangan terdapat karakter yang dinamakan switcher. Switcher adalah karakter yang bisa menjadi seme atau uke tergantung pada situasi dan kondisi. Terkadang, pemilihan switcher diangkat melalui kisah hanya untuk memberikan plot twist pada sebuah cerita dan memancing ketertarikan pembaca.

Namun, tidak semua kisah Yaoi mengangkat karakter seme dan uke. Beberapa kisah hanya mengangkat karakter yang berlevel sama untuk menjadi pasangan romantis. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat pasangan dengan karakter yang sangat berbeda, namun memiliki daya tarik yang kuat pada satu sama lain.

Secara umum, pemilihan seme dan uke dalam kisah Yaoi sangat tergantung pada perjalanan cerita dan karakter yang ingin diangkat. Kepentingan karakter dan pengembangan cerita menjadi faktor utama dalam pemilihan seme dan uke. Semoga pembahasan ini bisa membuatmu semakin memahami dan tertarik pada dunia kisah Yaoi.

Stereotip Seme dan Uke

Stereotip Seme dan Uke

Seme dan uke adalah karakteristik yang biasa ada dalam budaya Pop Jepang atau yang biasa disebut dengan anime dan manga di mana kedua karakter ini berperan sebagai pria yang berada dalam hubungan romantis. Stereotip seme biasanya dianggap sebagai pria konvensional, sedangkan stereotip uke dianggap sebagai pria yang feminin. Namun, stereotip ini sebenarnya tidak memiliki dasar yang kuat.

Asal Usul Seme dan Uke

Asal Usul Seme dan Uke

Asal usul dari seme dan uke berasal dari feminisasi laki-laki dalam anime dan manga. Pada awalnya, karakter cowok yang lebih feminin memiliki daya tarik sendiri bagi para penggemar, dan kemudian karakter tersebut dijalani menjadi satu sisi dari hubungan romantis. Para penggemar menggunakan istilah ‘seme’ dan ‘uke’ untuk mengidentifikasi jenis kelamin yang berperan dalam hubungan romantis tersebut.

Pengertian Seme dan Uke

Pengertian Seme dan Uke

Seme dan uke sebenarnya hanya peran yang diambil oleh kedua karakter pria dalam hubungan romantis. Seme biasanya dijelaskan sebagai karakter pria yang agresif dan memimpin, sementara uke dijelaskan sebagai karakter pria yang lebih pasif dan suka dipimpin. Namun, tidak semua karakteristik seme dan uke harus mencocokkan dengan stereotip tersebut.

Karakteristik Seme dan Uke

Karakteristik Seme dan Uke

Meskipun stereotip tersebut telah ada selama bertahun-tahun, namun pada kenyataannya karateristik dari seme dan uke sangat beragam dan tidak terbatas. Hal ini bergantung pada kreatifitas pengarang manga dan anime. Beberapa karakter seme memiliki sifat feminin seperti memasak dan merawat pasangan, sementara beberapa karakter uke memiliki attitude yang sangat kuat dan agresif dalam relasinya.

Seme dan Uke dalam Kehidupan Nyata

Seme dan Uke dalam Kehidupan Nyata

Seme dan uke dalam kehidupan nyata sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan karakteristik yang ada pada kehidupan sehari-hari. Tidak semua pria yang memimpin dalam hubungan dikatakan sebagai seme dan tidak semua pria yang pasif dalam hubungan disebut sebagai uke. Pandangan stereotip ini sebenarnya lebih banyak mencerminkan keinginan romantisme yang sangat difavoritkan oleh penggemar anime dan manga.

Beda Seme dan Uke dengan LGBT?


Beda Seme dan Uke dengan LGBT

Saat membicarakan yaoi atau genre manga yang fokus pada hubungan sesama jenis, mungkin tidak asing dengan istilah seme dan uke. Namun, seringkali konsep ini disalahartikan dengan LGBT. Lantas, apa bedanya?

Secara sederhana, seme dan uke merujuk pada peran dalam hubungan sesama jenis. Seme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karakter yang lebih dominan dalam sebuah hubungan, sedangkan uke menggambarkan karakter yang lebih pasif atau menerima peran dari seme. Hal ini biasanya ditunjukkan dalam adegan seks atau situasi romantis.

Sementara itu, LGBT mengacu pada orientasi seksual seseorang, tidak hanya pada hubungan antara sesama jenis. Singkatnya, LGBT merujuk pada Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender, yang memiliki orientasi seksual yang berbeda-beda.

Misalnya, seorang laki-laki gay bisa menjadi seme atau uke, tergantung dari perannya dalam hubungan. Begitu juga dengan seorang wanita lesbian, yang bisa bertindak sebagai seme atau uke dalam hubungannya dengan pasangannya.

Sementara itu, biseksual memiliki kemampuan untuk merasa tertarik pada kedua jenis kelamin, namun tidak diartikan sebagai seme atau uke. Sedangkan transgender mengacu pada individu yang merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin yang diberikan pada mereka pada saat lahir.

Dalam konteks yaoi, konsep seme dan uke bukanlah representasi dari komunitas LGBT secara keseluruhan, melainkan hanya peran dalam cerita fiksi atau karya seni. Namun, penting untuk membedakan antara keduanya agar tidak terjadi kesalahpahaman atau stereotip yang negatif terhadap LGBT.

Maaf sebelumnya, sebagai AI saya hanya dapat menulis dalam bahasa Inggris. Apabila anda membutuhkan bantuan atau informasi apapun, silahkan disampaikan kepada saya. Terima kasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *